A. Penilaian Autentik
1. Pembelajaran Autentik
Pembelajaran autentik dengan penilaian autentik adalah suatu cara untuk memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran yang kolaboratif, kooperatif, kompetitif, dan karakter. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya diluar sekolah.
Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata diluar sekolah. Dalam hal ini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Penilaian autentik mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik”. Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria berikut :
a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran
b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan
c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik
d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia diluar sekolah
Penilaian autentik adalah komponen penting dari reformasi pendidikan sejak tahun 1990an. Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat.
Penilaian hasil belajar yang tradisional bahkan cenderung mereduksi makna kurikulum, karena tidak menyentuh esensi nyata dari proses dan hasil belajar peserta didik. Ketika penilaian tradisional cenderung mereduksi makna kurikulum, tidak mampu menggambarkan kompetensi dasar, dan rendah daya prediksinya terhadap derajat sikap, keterampilan, dan kemampuan berpikir yang diartikulasikan dalam banyak mata pelajaran atau disiplin ilmu; ketika itu pula penilaian autentik memperoleh traksi yang cukup kuat. Memang, pendekatan apa pun yang dipakai dalam penilaian tetap tidak luput dari kelemahan dan kelebihan. Namun demikian, sudah saatnya guru profesional pada semua satuan pendidikan memandu gerakan memadukan potensi peserta didik, sekolah, dan lingkungannya melalui asesmen proses dan hasil belajar yang autentik.
Data penilaian autentik digunakan untuk berbagai tujuan seperti menentukan kelayakan akuntabilitas implementasi kurikulum dan pembelajaran di kelas tertentu. Data penilaian autentik dapat dianalisis dengan metode kualitatif, kuanitatif, maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dari asesmen otentif berupa narasi atau deskripsi atas capaian hasil belajar peserta didik, misalnya, mengenai keunggulan dan kelemahan, motivasi, keberanian berpendapat, dan sebagainya. Analisis kuantitatif dari data penilaian autentik menerapkan rubrik skor atau daftar cek (checklist) untuk menilai tanggapan relatif peserta didik relatif terhadap kriteria dalam kisaran terbatas dari empat atau lebih tingkat kemahiran (misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidak mahir). Rubrik penilaian dapat berupa analitik atau holistik. Analisis holistik memberikan skor keseluruhan kinerja peserta didik, seperti menilai kompetisi Olimpiade Sains Nasional.
2. Penilaian Autentik
Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian atau evaluasi. E. Mulyasa menyatakan bahwa penilaian adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan Haryati berpendapat bahwa penilaian merupakan istilah yang mencakup semua metode yang bisa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok.
Sedangkan istilah autentik atau otentik merupakan sinonim dari asal, nyata, valid, atau reliabel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, autentik atau otentik adalah asli, sah, dapat dipercaya.
Pada awalnya, istilah penilaian autentik ini diperkenalkan oleh Wiggins tahun 1990 untuk menyesuaikan dengan yang biasa dilakukan oleh orang dewasa sebagai reaksi penilaian berbasis sekolah seperti mengisi titik-titik, tes tertulis, pilihan ganda, kuis jawaban singkat. Jadi dikatakan autentik dalam arti sesungguhnya dan realistis.
Dalam Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian, dinyatakan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari input (masukan), proses, dan output (keluaran). Karim menyatakan bahwa penilaian autentik dalah penilaian dengan melibatkan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Karim menegaskan penilaian dikatakan autentik karena tugas-tugas yang diberikan sesuai, berarti, dan bermakna bagi peserta didik. Penilaian tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya mengamati siswa saat unjuk kerja, tugas terstruktur, hasil laporan proyek, hasil ulangan, merangkum, diskusi, dan tanya jawab.
Menurut Suyadi, penilaian autentik adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan peserta didik. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara kontinu selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, penilaian difokuskan pada proses belajar bukan pada hasil belajar.Menurut Jon Mueller (2006), penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang peserta didiknya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna.
Dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang lebih menekankan para pemberian tugas yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan hasil pembelajarannya dalam dunia nyata secara bermakna yang menunjukkan penguasaan ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam suatu mata pelajaran
Berdasarkan fokusnya, asesmen (penilaian) dapat dikelompokkan sebagai :
a. asesmen diagnostik, berfokus untuk memperbaiki proses pembelajaran atau untuk menentukan hasil pembelajaran
b. asesmen formatif, berfokus pada proses pembelajaran dan hasil-hasil pembelajaran
c. dan asesmen sumatif, berfokus pada hasil-hasil pembelajaran
berikut ini beberapa istilah untuk asesmen adalah :
a. Asesmen Tradisional (AT)
Asesmen ini mengacu pada tes pilihan gana, mengisi titik-titik, soal salah-benar, menjodohkan dan sebagainya yang sebagaimana digunakan dalam pendidikan pada umumnya.
b. Asesmen Alternatif
Asesmen ini berfokus pada pengukuran pengetahuan prosedural yang mana mencakup sejumlah prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang peserta didik ketahui, ia yakini, dan dapat ia lakukan. Bentuk penilaian dari asesmen alternatif ini adalah asesmen kinerja, observasi, presentasi, diskusi, proyek, investigasi, portofolio, jurnal, wawancara, konferensi, dan evaluasi diri oleh peserta didik.
c. Asesmen Informatif
Asesmen ini merupakan asesmen peserta didik melalui pengamatan tidak formal, interview informal, dan prosedur tidak baku. Pengamatan merupakan asesmen informal pembelajaran peserta didik yang didasarkan pada melihat dan mendengarkan peserta didik pada saat bekerja.
d. Asesmen Autentik
Asesmen ini digunakan untuk mendeskripsikan berbagai macam format asesmen yang mencerminkan pembelajaran, hasil belajar, motivasi, dan sikap peserta didik terhadap kegiatan kelas yang relevan dengan pengajaran. Contoh asesmen autentik adalah asesmen kinerja, portofolio, dan asesmen diri peserta didik.
a) Asesmen kinerja
Asesmen ini merupakan asesmen dimana peserta didik menunjukkan suatu respon secara lisan, tulisan, atau menciptakan suatu karya.
Berikut ini karakteristik dari asesmen kinerja adalah :
a. Menyusun respon
Peserta didik menyusun suatu respon, memberikan suatu respon yang diperluas, terlibat dalam suatu pertunjukkan, atau menciptakan suatu karya.
b. Pemikiran tingkat tinggi
Secara khas, peserta didik menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam menyusun respon terhadap pertanyaan yang open-ended.
c. Keautentikan
Tugas-tugas bermakna, menantang, dan melibatkan kegiatan yang mencerminkan pengajaran yang baik atau konteks dunia nyata lain dimana peserta didik diharapkan dapat menggelutinya.
d. Keterpaduan
Diharapkan terdapatnya keterpaduan antara pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran.
e. Proses dan produk
Proses pemecahan masalah hendaknya mendapatkan suatu produk bagi peserta didik sehingga pembelajaran terasa lebih bermakna.
f. Kedalaman versus luas namun dangkal
Diharapkan asesmen memberikan informasi mendalam terutama mengenai keterampilan peserta didik sehingga peserta didik merasa proses pembelajaran mampu mengembangkan kemampuan peserta didik.
b) Asesmen portofolio
Asesmen ini adalah asesmen yang menunjukkan kemampuan peserta didik dalam membuat suatu karya seperti gambar, tulisan, rekaman audio maupun visual, dan sebagainya.
c) Asesmen diri peserta didik
Asesmen ini merupakan asesmen untuk menilai kemampuan diri peserta didik. Dalam hal ini, pesertadidik mampu belajar mandiri, membuat pilihan sendiri, memilih kegiatan pembelajaran, dan merencakan pembelajaran.
3. Jenis-Jenis Penilaian Autentik
No
|
Asesmen
|
Deskripsi
|
Keuntungan
|
1
|
Interview lisan
|
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik tentang kegiatan, bacaan, dan minat
|
· Konteks informal dan santai
· Dilakukan dari hari kehari pada setiap peserta didik
· Mencatat pengamatan pada suatu panduan interview
|
2
|
Menceritakan kembali cerita atau bacaan
|
Peserta didik menceritakan kembali ide-ide pokok atau rincian tertentu dari bacaan yang dialami melalui mendengar atau membaca
|
· Peserta didik memproduksi laporan lisan
· Dapat diskor pada komponen isi dan bahasa
· Diskor dengan rubrik atau sejenis skala sikap
· Dapat menentukan pemahaman membaca, strategi membaca, dan pengembangan bahasa
|
3
|
Contoh-contoh tulisan
|
Peserta didik menghasilkan makalah naratif, ekspositori, persuasif, atau referensi
|
· Peserta didik menghasilkan dokumen tertulis
· Dapat diskor pada komponen isi dan bahasa
· Diskor dengan rubrik
· Dapat menentukan proses-proses menulis
|
4
|
Proyek/pameran
|
Peserta didik menyelesaikan proyek, bekerja secara individual atau berpasangan
|
· Peserta didik membuat presentasi formal, laporan tertulis, atau dua-duanya
· Dapat mengamati produk-produk lisan atau tertulis dan keterampilan berpikir
· Dapat diskor dengan rubrik
|
5
|
Eksperimen/demonstrasi
|
Peserta didik bereksperimen atau menyelesaikan demonstrasi penggunaan bahan
|
· Peserta didik membuat presentasi formal, laporan tertulis, atau dua-duanya
· Dapat mengamati produk-produk lisan atau tertulis dan keterampilan berpikir
· Dapat diskor dengan rubrik
|
6
|
Menyusun butir-butir jawaban
|
Peserta didik merespon dalam bentuk tulisan terhadap pertanyaan open-ended
|
· Peserta didik menghasilkan laporan tertulis
· Dapat mengamati produk-produk lisan atau tertulis dan keterampilan berpikir
· Dapat diskor dengan rubrik
|
7
|
Portofolio
|
Memusatkan pada koleksi karya peserta didik untuk menunjukkan kemajuan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu
|
· Memadukan informasi dari sejumlah sumber
· Memberikan gambaran menyeluruh dari kinerja dan pembelajaran peserta didik
· Keterlibatan dan komitmen peserta didik yang kuat
· Menghimbau evaluasi diri peserta didik
|
Sumber : O Malley & Pierce (1996)
Penilaian otentik memerlukan untuk menampilkan kinerja peserta didik dan sebuah kriteria penilaian (rubrik) yang akan digunakan untuk menilai penampilan kinerja.
a. Tugas otentik
Tugas otentik adalah suatu tugas yang meminta peserta didik melakukan atau menampilkannya, dianggap otentik apabila :
1. Peserta didik diminta untuk mengkonstruk respon mereka sendiri, bukan sekedar memilih dari yang tersedia
2. Tugas merupakan tantangan yang serupa yang dihadapkan dalam kenyataan sesungguhnya
Baron (Marzano, 1993) mengemukakan lima kriteria tugas untuk penilaian otentik, yaitu :
a) Tugas tersebut bermakna baik bagi peserta didik maupun guru
b) Tugas tersebut disusun bersama atau melibatkan peserta didik
c) Tugas tersebut menuntut peserta didik menemukan dan menganalisis informasi sama baiknya dengan menarik kesimpulan tentang hal tersebut
d) Tugas tersebut meminta peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil dengan jelas
e) Tugas tersebut mengharuskan peserta didik untuk bekerja
Anonymous (2005) mengemukakan dua hal yang perlu dipilih dalam menyiapkan tugas dalam penilaian otentik yaitu keterampilan dan kemampuan. Anonymous mengungkapkan 5 dimensi yang perlu dipertimbangkan pada saat menyiapkan tugas yang otentik pada pembelajaran sains yaitu :
a) Length atau lama waktu pengerjaan tugas
b) Jumlah tugas terstruktur yang perlu dilalui peserta didik
c) Partisipasi individu, kelompok, atau kombinasi keduanya
d) Fokus penilaian pada produk atau pada proses
e) Keragaman cara-cara komunikatif yang dapat digunakan peserta didik untuk menunjukkan kinerjanya
b. Tipe tugas otentik
1. Computer adaptive testing yang menuntut
2. Peserta tes dapat mengekspresikan diri untuk dapat menunjukkan tingkat
3. Kemampuan yang nyata
4. Tes pilihan ganda diperluas dengan memberikan alasan terhadap jawaban yang dipilih
5. Extended response atau open ended question juga dapat digunakan
6. Grup performance assesment (tugas kelompok) atau individual
7. Performance assesment
8. Interview berupa pertanyaan lisan dari penanya
9. Observasi partisipasif
10. Portofolio sebagai kumpulan hasil karya peserta didik
11. Projek, expo, atau demonstrasi
12. Constructed response yang peserta didik perlu mengkonstruk sendiri jawabannya
c. Kriteria penilaian (rubrik)
Penilaian otentik terdiri dati tugas dan rubrik. Secara singkat rubrik terdiri dari 4 komponen yaitu :
1. Dimensi akan dijadikan dasar menilai kinerja peserta didik
2. Definisi dan contoh merupakan penjelasan mengenai setiap dimensi
3. Skala ditetapkan karena akan digunakan untuk menilai dimensi
4. Standar ditentukan untuk setiap kategori kinerja
d. Deskriptor
Deskriptor merupakan komponen yang digunakan dalam penilaian otentik. Deskriptor digunakan untuk memperjelas harapan atau aspek yang dinilai. Selain itu, juga membantu penilai untuk lebih konsisten dan lebih objektif dalam menilai.
4. Menyiapkan Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Fisika
Hibbard (1995) menyatakan penilaian autentik merupakan :
a. Suatu realistik yang terkait dengan tujuan pendidikan sains
Komponen utama program pendidikan bertujuan : 1) menanamkan konsep dan informasi, 2) mengembangkan proses ilmiah seperti eksperimen, membuat keputusan, membangun model, dan penemuan mesin, 3) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah yang melibatkan ilmu pasti dan informasi untuk mendukung metode ilmiah, 4) mengembangkan keterampilan komunikasi untuk membantu peserta didik menanamkan hal lain secara efektif apa yang mereka pelajari, 5) menanamkan kebiasaan bekerja dengan baik seperti bertanggung jawab secara individu.
b. Suatu sistem untuk menilai proses dan produk
Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik seperti 1) pentingnya aplikasi konsep sains dan mendukung informasi, 2) pentingnya kebiasaan bekerja mengkaji atau mencari secara ilmiah, 3) demonstrasi melek sains.
c. Sebagai partner tes tradisional
Kadang-kadang tes tradisional digunakan untuk menjamin bahwa peserta didik telah cukup memiliki informasi akurat untuk menggunakan penilaian kinerja. Dilain pihak, penilaian kinerja digunakan sebagai strategi untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran.
Pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik dengan penilaian autentik mendorong peserta didik untuk aktif mencari tahu.
5. Langkah-Langkah Menciptakan Penilaian Autentik
a. Mengidentifikasi capaian kemampuan akhir peserta didik
b. Memilih suatu tugas autentik
c. Mengidentifikasi kriteria untuk tugas
d. Menciptakan standar kriteria atau rubrik
Dengan cara :
1. Menyiapkan suatu rubrik analitis
2. Menyiapkan suatu rubrik yang holistik
3. Mencek rubrik yang telah dibuat
D. Teknik Penilaian
1. Penilaian Unjuk Keria
a. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diskusi. bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih Otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut
1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
b. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam. seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
1) Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati- tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat Nilai tengah, namun daftar cek Iebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
2) skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 =sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.
Contoh Penilaian Unjuk Kerja
LEMBAR PENILAIAN KINERJA
LKPD-1
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 1
Hari / Tanggal :
Materi Pokok : Optika Geometri
INDIKATOR
|
Skor
| ||
1
|
2
|
3
| |
A. Persiapan
| |||
1. membuat pertanyaan berdasarkan wacana dan gambar yang ditampilkan dengan benar dan lengkap
| |||
2. Membuat jawaban sementara dari pertanyaan berdasarkan dari wacana dan gambar yang ditampilkan dengan benar dan lengkap
| |||
3. Kecakapan menentukan kegunaan alat dan bahan untuk mengamati perambatan cahaya
| |||
4. Kecakapan mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
| |||
5. Kecakapan menentukan langkah kerja untuk mengamati perambatan cahaya
| |||
B. Pelaksanaan
| |||
1. Berpartisipasi dalam kegiatan percobaan
| |||
2. Kecakapan menyusun peralatan percobaan seperti pada gambar di LKPD
| |||
3. Kebenaran hasil percobaan
| |||
4. Kecakapan Menganalisis hasil percobaan
| |||
C. Pelaporan Hasil
| |||
1. Kecakapan melaporkan hasil percobaan
| |||
2. Kecakapan menjawab soal-soal latihan
| |||
3. Kecakapan membuat kesimpulan hasil percobaan
| |||
Skor Total
|
Keterangan :
1 = tidak tahu apa-apa 3 = kriteria tepat
2 = kriteria kurang tepat
Kriteria Penskoran
Aspek yang diamati
|
Skor
|
Kriteria
|
Kecakapan membaca dan memahami prosedur
|
3
|
Membaca dan memahami prosedur dengan baik
|
2
|
Membaca prosedur tetapi tidak memahami
| |
1
|
Tidak membaca dan memahami prosedur
| |
Kecakapan mempersiapkan alat/bahan didalam praktikum
|
3
|
Mengambil alat dan bahan dengan lengkap dan terampil
|
2
|
Mengambil alat dan bahan tidak lengkap
| |
1
|
Tidak mengambil alat dan bahan
| |
Kecakapan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pemunculan gagasan
|
3
|
Menjawab pertanyaan dengan memberikan penjelasan
|
2
|
Menjawab pertanyaan tanpa memberikan alas an
| |
1
|
Tidak menjawab pertanyaan
| |
Kecakapan untuk berpartisipasi dalam praktek
|
3
|
Terampil berpartisipasi didalam kegiatan dengan baik
|
2
|
Sedikit berpartisipasi didalam kelompok
| |
1
|
Tidak berpartisipasi didalam kelompok
| |
Kecakapan menyusun alat dan bahan sesuai dengan gambar di LKPD
|
3
|
Menyusun peralatan percobaan sesuai gambar dengan teliti dan hati-hati
|
2
|
Menyusun peralatan percobaan sesuai gambar kurang teliti
| |
1
|
Tidak menyusun peralatan percobaan sesuai gambar
| |
Kecakapan membaca dan menulis hasil percobaan
|
3
|
Membaca dan menulis hasil percobaan dengan teliti
|
2
|
Membaca dan menulis hasil percobaan kurang teliti
| |
1
|
Tidak membaca dan menulis hasil percobaan
| |
Kecakapan mengolah data hasil percobaan
|
3
|
Mengolah data lengkap dan terampil memberikan penjelasan
|
2
|
Mengolah data tidak lengkap
| |
1
|
Melakukan percobaan tetapi tidak mengolah data
| |
Kecakapan melaporkan hasil percobaan
|
3
|
Melaporkan hasil percobaan dengan lengkap dan terampil memberikan penjelasan
|
2
|
Melaporkan hasil percobaan dengan tidak lengkap
| |
1
|
Tidak melaporkan hasil percobaan
| |
Kecakapan menjawab soal-soal latihan
|
3
|
Menjawab pertanyaan dengan baik sesuai engan data yang didapatkan
|
2
|
Menjawab pertanyaan tidak lengkap
| |
1
|
Tidak menjawab pertanyaan
| |
Kecakapan dalam membuat kesimpulan percobaan
|
3
|
Membuat kesimpulan dari percobaan dengan lengkap dan berdasarkan tujuan percobaan
|
2
|
Membuat kesimpulan percobaan tidak lengkap
| |
1
|
Tidak membuat kesimpulan
|
Kinerja Diskusi
No.
|
fase
|
Deskripsi
|
Skor
| ||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
| |||
1
|
Persiapan
|
Ketepatan makalah
| |||||
Media presentasi (power point, chart, dll)
| |||||||
2
|
Presentasi
|
Rancangan media presentasi
| |||||
Kelengkapan konsep / materi
| |||||||
Kebenaran konsep / materi
| |||||||
Keunikan topic
| |||||||
Etika presentasi
| |||||||
3
|
Diskusi
|
Kebenaran jawaban
| |||||
Etika diskusi
|
Kegiatan
|
Atribut
|
Pernyataan
|
Skor
| ||||||||||||
4
|
3
|
2
|
1
| ||||||||||||
Diskusi Praktikum
|
Disiplin
|
Mengumpulkan jurnal tepat waktu
|
Tepat
|
Tidak tepat
| |||||||||||
Mentaati tata tertib
|
Taat
|
Abai
| |||||||||||||
Komunikasi efektif
|
Kalimat mudah dipahami
|
Tepat
|
Tidak tepat
| ||||||||||||
Dapat disampaikan dengan tepat
|
Tepat
|
Tidak tepat
| |||||||||||||
Berpikir kritis
|
Mampu bertanyaan dan menjawab kearah penyelesaian permasalahan
|
Tepat
|
Tidak tepat
| ||||||||||||
Kegiatan
|
Atribut
|
Pernyataan
|
Skor
| ||||||||||||
4
|
3
|
2
|
1
| ||||||||||||
Diskusi Kelompok
|
Kerjasama
|
Mengerjakan tugas sesuai tanggung jawabnya
|
Sesuai
|
Tidak sesuai
| |||||||||||
Tenggang rasa dalam bekerja
|
Iya
|
Tidak
| |||||||||||||
Tidak egois dalam penggunaan alat dan bahan
|
Tidak
|
Egois
| |||||||||||||
Saling membantu
|
Tanggap
|
Tidak
| |||||||||||||
Kepemim-pinan
|
Optimis
|
Iya
|
Tidak
| ||||||||||||
Mampu mengkoordinir kelompok
|
Iya
|
Tidak
| |||||||||||||
Kejujuran
|
Kecurangan dalam proses dan mengolah data
|
Tidak
|
Curang
| ||||||||||||
DIMENSI
|
1
Sangat memuaskan
|
2
Memuaskan
|
3
Batas
|
4
Kurang memuaskan
|
5
Dibawah Standar
|
Skor
|
Kelengkapan konsep
|
Aspek yang dijelaskan lengkap dan integratif
|
Aspek yang dijelaskan lengkap
|
Masih kurang 2 aspek yang belum terungkap
|
Hanya menunjukan sebagian konsep saja
|
Tidak ada konsep
| |
Kebenaran konsep
|
Diungkapkan dengan tepat, aspek penting tidak dilewatkan bahkan analisis dan sintetisnya membantu memahami konsep
|
Diungkap dengan tepat namun deskriptif
|
Sebagian besar konsep telah terungkap namun masih ada yang terlewatkan
|
Kurang dapat mengungkap aspek penting melibihi halaman, tidak ada proses merangkum hanya mencontoh
|
Tidak ada konsep yang disajikan
|
Kriteria Ketepatan Penjelasan Pelaporan Hasil Diskusi Kelompok
DIMENSI
|
1
Sangat memuaskan
|
2
Memuaskan
|
3
Batas
|
4
Kurang memuaskan
|
5
Dibawah Standar
|
Skor
|
Keunikan topik
|
Topic yang diteliti sangat unik, belum banyak (jarang) yang meneliti
|
Topic yang dipilih belum banyak ditulis
|
Topic yang ditulis umum dapat dijumpai dibeberapa buku
|
Topic yang dipilih kurang sesuai
|
Tidak sesuai topik
|
PENILAIAN DIRI PARTISIPASI DALAM DISKUSI KELOMPOK
Nama :……………………………………
Nama-nama anggota kelompok :…………………………………...
Kegiatan kelompok :……………………………………
Isilah pemyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 5, tulislah huruf A,B,C atau D di depan tiap pernyataan:
A : selalu C : kadang-kadang
B : sering D : tidak pemah
B : sering D : tidak pemah
1---------Selama diskusi saya mengusulkan ide kpd klp utk didiskusikan
2---------Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
3-------- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4-------- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5-------- Selama kerja kelompok saya……
-------- mendengarkan orang lain
-------- mengajukan pertanyaan
-------- mengorganisasi ide-ide saya
-------- mengorganisasi kelompok
-------- Mengacaukan kegiatan
-------- Melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan berlangsung ?
Siswa Tanggal ____________
Evaluasi Siswa : Ceklis dan Rubriks
Bagaimana penilaianmu terhadap apa yang kamu lakukan? Beri skor kepada diri mu sendiri yang terbaik memaparkan pekerjaanmu. Lingkarilah angka yang memaparkan bagaimana kamu melakukan.
|
Saya dapat melakukan lebih baik.
|
Saya melakukan dengan cukup baik.
|
Saya menguasai dengan baik tugas ini.
|
Saya menguasai dengan sangat baik tugas ini.
|
1. Saya siap untuk bekerja
2. Saya mendengarkan arahan-arahan
3. Saya mengikuti perintah-perintah
4. Saya mengajukan pertanyaan apabila saya tidak memahami
5. Saya menggunakan waktu saya secara bijaksana
6. Saya bekerja baik atas kemauan sendiri
|
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
|
Jawablah tiap pertanyaan tentang pekerjaanmu.
7. Kesulitan apakah yang kamu alami ?
8. Hal terpenting apakah yang kamu pelajari ?
9. Dalam hal apa kamu melakukan lebih baik ?
10. Dalam hal apa kamu melakukan paling baik ?
11. Pada bagian apa kamu paling menikmati ?
12. Apa yang kamu inginkan untuk lebih kamu pelajari ?
Siswa Tanggal Kelompok
Evaluasi Kelompok : Ceklis dan Rubriks
Bagaimana penilaianmu terhadap apa yang dilakukan kelompokmu ? lingkarilah angka yang terbaik memaparkan kelompokmu bekerjasama
|
Kami dapat melakukan lebih baik
|
Kami melakukan dengan cukup baik
|
Kami menguasi dengan baik tugas ini
|
Kami menguasai dengan sangat baik tugas ini
|
1. Kami siap untuk bekerja
2. Kami saling mendengarkan ide-ide / saran-saran anggota kelompok
3. Kami berbeda pendapat namun tetap saling menghormati
4. Kami memecahkan masalah bersama-sama
5. Kami saling membantu satu sama lain
6. Kami menggunakan waktu kami dengan bijaksana
7. Kami berbagi tugas dan tanggung jawab sebagai suatu tim
8. Kami menyelesaikan tugas kami
|
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
|
Jawablah tiap pertanyaan tentang kerja kelompokmu
9. Satu masalah apakah yang dimiliki kelompokmu ?
10. Dalam hal apakah kelompokmu terbaik ?
11. Dalam hal apakah kelompokmu akan melakukan secara lebih baik ?
12. Bagaimana kamu membantu kelompokmu ?
Format-format yang digunakan untuk merekam informasi yang dihasilkan dari pengamatan dan pertanyaan.
Lembar pengamatan
Nama
| ||
Tanggal
|
Kegiatan
|
Prilaku teramati
|
Daftar Nama Kelas
| |||
Nama
|
Kejadian Penting
|
Tindakan
| |
Yang Diperlukan
|
Yang diambil
| ||
Laporan Anekdotal
Nama :
Komentar
Tanggal
Tanggal
Tanggal
Tanggal
Laporan Kinerja
Nama
Periode
Kelas
Deskripsi Pekerjaan
Contoh Pekerjaan Bermakna
Pertumbuhan dan perbaikan yang teramati
Daerah yang membutuhkan kerja tambahan
Kerja Kelompok
Sikap
Rangkuman Komentar
Lembar Catatan Harian Kelompok
Lembar Catatan Harian Kelompok
Anggota Kelompok :…………………………………………………
Proyek :…………………………………………………
| |||
Tanggal
|
Pekerjaan yang dilaksanakan
|
Pertanyaan-pertanyaan
|
Hasil-hasil
|
Format Menetapkan Tujuan-tujuan Perbaikan
Nama :
Tanggal :
|
1. Pelajari contoh tulisan kamu
|
a. Kelemahan apa yang teramati dalam contoh karya tesebut yang dapat kamu perbaiki ?
|
b. Apa saja yang telah kamu kerjakan dengan baik ?
|
2. Pikirkan tujuan-tujuan yang realistic
|
Tulis salah satu hal yang perlu kamu kerjakan dengan baik, buat spesifik
|
Tujuan-tujuan mereka pada suatu kartu indeks atau secarik kertas dan melekatkan tulisan ini pada meja kerja mereka, sehingga mereka dapat mengacunya dari waktu ke waktu.
2. Penilaian Sikap
a. Pengertian
Jurnal merupakan sarana mencurahkan pengalaman pribadi peserta didik berupa perasaan, Pemikiran, pandangan, pendapat gagasan, penilaian tentang berbagai hal menyangkut proses dan hasil belajarnya yang terkait dengan sikap ataupun kinerja yang dipaparkan secara deskriptif. Sikap bermula dari perasaan (Suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
a) Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
b) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
c) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
d) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang keluar negeri.
e) Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan mggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
2) Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara Iangsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal Misalnya. Bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban". Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
3) Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan, termasuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan berikut.
3. Penilaian Tertulis
a. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti menjawab secara lisan, memberi tanda, mewarnai, menggambar, melakukan sesuatu, dan lain sebagainya.
b. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1) memilih jawaban. yang dibedakan menjadi:
a) pilihan ganda
b) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
c) menjodohkan
d) sebab-akibat
2) mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
a) lsian alau melengkapi
b) Jawaban singkat atau pendek
c) Uraian
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan berpikir tinggi dengan cakup. materi yang luas. Peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya, schingga cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecendrungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu tes bentuk pilihan ganda kurang mampu memberikan infomasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis kelemahan peserta didik atau memodifikasi kegiatan pembelajaran. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas yang otententik dan berkesinambungan. Namun tes bentuk tersebut banyak digunakan untuk penilaian keterampilan berbahasa yang dilakukan secara formal.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut pesena didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikangagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipenimbangkan hal-hal berikut.
a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji
b) Materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum
c) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
d) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
4. Penilaian Proyek
a. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman. Kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
b. Teknik Penilaian Proyek
Proyek adalah tugas-tugas belajar (learningtasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang dari l sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan Penilaian dapatmenggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
1) Penelitian sederhana tentang air di rumah;
2) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
Contoh:
Satuan Pendidikan : SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : X
Kompetensi Dasar : 4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
lndikator : Peserta didik dapat merancang standar pengukuran, waktu, massa, dan panjang
Tugas
Satuan tak baku atau tradisional diciptakan untuk memudahkan orang melakukan pengukuran, di beberapa daerah di Indonesia telah diciptakan satuan baku seperti tumbak untuk menyatakan luas. Coba kalian temukan cara untuk membuat standar waktu/massa/panjang dengan ukuran-ukuran yang ada di sekeliling kita.
(Misal 1 kg = ...liter air mumi, diameter rambut orang sehat adalah mm, 1 tetes adalah = ...ml). Melalui kegiatan :
a. Persiapan: temukanlah cara untuk menyatakan waktu /masa/ panjang dengan standar lainnya misal kecepatan bunyi di udara, konstanta gravitasi bumi, nyatakan hubungan satuan waktu dengan standar, kemudian temukan definisi untuk menyatakan standar 1 detik. Buatlah prosedur eksperimen untuk membuktikan definisi kalian.
b. Lakukan eksperimen untuk membuktikan temuan kalian dengan menggunakan prosedur yang telah kalian rancang.
c. Berdasarkan data hasil eksperimen, buatlah laporan hasil eksperimen yang menggambarkan hasil temuan kalian tentang standar pengukuran waktu/massa/
Kriteria
|
Skor
|
Penjelasan fungsi semua elemen neraca 4 lengan benar.
Data lengkap dan pengukuran akurat.
Prosedur memenuhi standar proses yang benar, sistematis dan operasional. Memperhatikan keselamatan alat dan jiwa.
|
4
|
Penjelasan fungsi semua elemen neraca 4 lengan benar.
Data lengkap dan pengukuran akurat.
Prosedur memenuhi standar proses yang benar, kurang operasional. Memperhatikan keselamatan alat dan jiwa.
|
3
|
Penjelasan hanya sebagian elemen neraca 4 lengan,
Data kurang lengkap namun cukup pengukuran akurat.
Prosedur memenuhi standar proses yang benar, kurang operasional. Memperhatikan keselamatan alat dan jiwa.
|
2
|
Penjelasan hanya sebagian elemen neraca 4 lengan.
Data kurang lengkap namun cukup pengukuran akurat.
Prosedur belum memenuhi standar proses yang boner, kurang Operasional.
Memperhatikan keselamatan alat dan jiwa. |
1
|
5. Penilaian Produk
a. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).
2) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk (appraisal).
Contoh : Tabel penilaian analitik dan penskorannya.
Tahap
|
Deskripsi
|
Skor
|
Persiapan
|
Kemampuan merencanakan seperti:
- menggali dan mengembangkan gagasan;
- mendesain produk, menentukan alat dan bahan
|
1 – 10
|
Pembuatan Produk
|
- Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan;
- Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat;
- Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik;
|
1 – 10
|
Penilaian produk
|
- Kemampuan pcserta didik membuat 1-10 produk sesuai kegunaan/fungsinya;
- Produk memenuhi kriteria keindahan
|
Kriteria penskoran:
- Menggunakan skala skor 0 - 10 atau l - 100; Semakin baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.
6. Penilaian Portofolio
a. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. lnformasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, lembar jawaban tes yang menunjukkan soal yang mampu dan tidak mampu dijawab (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Penilaian portofolio pada dasamya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, Surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.
Hal hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
1) Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
2) Saling percaya antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga tetjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perIu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan
4) Milik bersama antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiiiki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhimya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
5) Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
6) Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
7) Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
8) Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
b. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Sebaiknya tentukan aspek-aspek yang akan dinilai dari sampel portofolio beserta pembobotannya bersama para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya.
6) Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, untuk kemampuan menulis karangan aspek yang akan dinilai, misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosakata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
7) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
8) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
Contoh :
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : X (Sepuluh)
Kompetensi Dasar : 4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran flsis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
Indikator:
1. Peserta didik dapat melaporkan hasil pengukuran panjang.
2. Peserta didik dapat melaporkan hasil pengukuran massa.
3. Peserta didik dapat melaporkan hasil pengukuran waktu terhadap benda yang bergerak.
Nama peserta didik : ....................................
Berilah tanda ceklis (‘1) untuk kriteria yang sudah terpenuhi.
7. Penilaian Diri (sel assessment)
a. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar. Meskipun demikian, hasil penilaian diri dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan nilai. Peran penilaian diri menjadi penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kesiswa yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (auonomous lening). Menurut Rolheiser dan Ross (2005) evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap proses dan pencapaian tujuan belajarnya. Salvia dan Ysseldike (1996) menekankan bahwa refleksi dan evaluasi diri merupakan cara untuk menumbuhkan rasa kepemilikan (ownership), yaitu timbul suatu pemahaman bahwa apa yang dilakukan dan dihasilkan peserta didik tersebut memang merupakan hal yang berguna bagi diri dan kehidupannya.
Rolheiser dan Ross (2005) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Untuk itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement); selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment) melalui kontemplasi seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti ‘Apa yang aku rasakan dari prestasi ini?’. Goals, efort, achievement, self-judgment, dan self-reaction dapat terpadu untuk membentuk kepercayaan diri (self-confidence) yang positif. Kedua penulis menekankan bahwa sesungguhnya, evaluasi diri adalah kombinasi dari komponen self-judgment dan self~ reaction dalam model di atas. Model tersebut digambarkan dalam bagan berikut.
(1) (2)
Goals Effort
(3)
Achievement
Self-evaluation
(4)
Self-judgment
(5)
Self-reaction
(6)
Self-confidence
Evaluasi diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam proses belajar. Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif, Rolheiser dan Ross menyarankan agar peserta didik dilatih untuk melakukannya. Kedua peneliti mengajukan empat langkah dalam berlatih melakukan evaluasi diri, yaitu: (l) libatkan semua komponen dalam menentukan kriteria penilaian, (2) pastikan semua peserta didik tahu bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut untuk menilai kinerjanya, (3) berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil evaluasi dirinya, dan (4 arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana kerja berikutnya.
Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian. Pertemuan dalam bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat sangat tepat dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Dengan kata lain, kriteria penilaian adalah produknya, sedangkan proses mencapai kriteria tersebut dipantau dengan menggunakan ceklis evaluasi diri. Cara mengembangkan kriteria penilaian sama dengan mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri dikembangkan berdasarkan hakikat tujuan tersebut dan bagaimana mencapainya.
Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya:
1) Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran.
2) Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara keseluruhan.
3) Penilaian Sosio-Aektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emosional. Misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tenentu. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antan lain:
a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri
b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya
c) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
b. Teknik Penilaian
Ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh pesertadidik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut
1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
2) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
3) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
4) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
5) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
6) Guru mengkaji hasil penilaian, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
7) Lakukan tindakan lanjutan, antara lain guru memberikan balikan tertulis, guru dan siswa membahas bersama proses dan hasil penilaian
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya
E. LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN
1. Pemetaan SK, KD dan Indikator
Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menentukan dan memetakan SK, KD dan Indikator. Indikator merupakan ukuran, karateristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yaqng menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai tahapan penentuan dan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator antara lain :
a. Mengidentifikasikan karakteristik dan bekal kemampuan siswa
Karakter dan bekal kemampuan siswa harus terlebih dahulu diidentifikasikan oleh guru. Hal ini dilakukan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu dan perlu ditetapkan sebagai indikator keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi.
b. Menentukan tahapan berfikir dari SK, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang ingin dicapai. Pemetaan SK, KD dan IPK diperlukan untuk melihat secara keseluruhan bagaimana SK dan KD bisa dicapai. Sebagai contoh jika tahapan berfikir SK ada di C3. Apabila akan mengembangkan IPK untuk KD dengan ranah berpikir C2 maka dimulai dengan membuat IPK dari C1 sampai akhirnya C2 yang merupakan ranah berpikir KD.
c. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) masing-masing KD dengan memperhatikan tahapan berpikir SK dan KD. Penentuan dan pemetaan SK, KD dan Indikator sangatlah perlu untuk dilakukan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran akan mudah dibuat setelah merumuskan indikator yang terlebih dahulu dilakukan pemetaan SK dan KD. Beberapa manfaat yang akan didapat melalui :
1) Menentukan analisis materi pembelajaran
Penjabaran indikator dapat menentukan materi yang akan dibahas dalam pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dijabarkan dalam indikator dan memudahkan menentukan kedalaman materi dengan memperhatikan ranah berpikir SK, KD dan IPK-nya.
2) Menentukan Kegiatan Pembelajaran
Penjabaran indikator yang memudahkan penentuan materi tentu akan berdampak pada penentuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi 3 bagian yaiu kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri yang tidak terstruktur untuk masing KD dan IPK. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yan berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, guru dan lingkungan.
Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan.
Selanjutnya adalah kegiatan mandiri yang tidak terstruktur yang merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik yang akan dilakukan untuk mencapai indikator berdasarkan materi yang harus diberikan.
3) Menentukan Teknik Penilaian
Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap KD merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian sehinga dengan demikian penilaian yang akan dilakukan akan sesuai dan memenuhi aspek yang ingin dicapai oleh SK dan KD.
(a) Contoh untuk Standar Kompetensi Presentasi Laporan
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Berbicara :
Mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan
|
Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara
|
1. Mampu membuat daftar pokok-pokok pertanyaan untuk wawancara dengan memperhatikan etika berwawancara dan menggunakan kalimat yang efektif
2. Mampu melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara
3. Mampu berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan bahasa yang baik dan benar
|
Sudut pandang yang digunakan dalam penetapan teknik penilaian adalah tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik. Pada tahap awal penetapan kriteria ketuntasan indikator boleh agak rendah, namun diharapkan semakin lama semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kualitas satuan pendidikan akan dinilai oleh pihak luar secara berkala. Misalnya melalui ujian nasional.
Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu satuan pendidikan dibandingkan dengan satuan pendidikan lain. Melalui pemeringkatan ini diharapkan satuan pendidikan terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria ketuntasan pencapaian indikator semakin mendekati 100%. Penentuan kriteria kelulusan setiap indikator juga harus disesuaikan dengan keterampilan yang terdapat didalam standar kompetensi.
Setelah menganalisis standar kompetensi dan menjabarkan KD menjadi beberapa indikator, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator sebagai acuan untuk melakukan penilaian. Rentang persentase kriteria ketuntasan indikator adalah antara 0% - 100%. Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah 75%. Namun satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator.
Contoh pemetaan SK, KD dan Indikator kriteria ketuntasan dan penetapan teknik penilaian :
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
KK
|
Teknik Penilaian
| ||||
Tertulis
|
Unjuk Kerja
|
Produk
|
Sikap
|
Fortofolio
| ||||
Berbicara :
Mengungkap berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan
|
Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara
|
1. Mampu membuat daftar pokok-pokok pertanyaan untuk wawancara dengan memperhatikan etika berwawancara dan menggunakan kalimat efektif
|
70%
| |||||
2. Mampu melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara
|
80%
| |||||||
3. Mampu berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan bahasa yang baik dan benar
|
80%
|
(b) Contoh Alat Penilaian Dan Penskoran Dalam Penilaian
Alat-alat penilaian yang digunakan guru dalam proses penilaian di sekolah dapat berupa alat penilaian standar dan alat penilaian buatan guru sendiri. Sebagian aliran perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan bukan sebagai alat penyaji, tetapi untuk penguat saja kecuali itu juga diajukan bahwa untuk tujuan tertentu, peralatan dapat dan perlu menggantikan peranan guru. Alat penilaian standar bersumber dari pemerintah atau lembaga pembuata alat-alat penilaian, sedangkan penilaian guru bersumber dari guru disekolah.
Sebuah alat penilaian yang sudah distandarisasikan sudah dapat disebut sebagai alat penilaian standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang diperlukan dalam menjelaskan pelaksanaan, penskoran dan mengadakan interprestasi baik alat penilaian standar maupun buatan guru, keduanya memiliki kegunaan yang besar dalam penilaian proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah . Keunggulan alat penilaian standar adalah teruji keautentikannya, namuan terkadang tidak diaplikasikan secara sepenuhnya karena keadaan sekolah yang beraneka ragam. Oleh karena itu alat penilaian buatan guru dianggap lebih sesuai yang dalam pembuatannya terjun langsung kelapangan.
Secara umum alat dalam penilaian hasil belajar dibagi menjadi 2 kriteria, yaitu penilaian berbasis tes dan penilaian non tes. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Meskipun demikian, terkadang tes dapat digubakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotor. Berikut ini adalah contoh alat penskoran dalam penilaian :
1) Penilaian dalam aspek sikap menggunakan observasi penilaian diri peserta didik
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Nama :
Kelas :
No
|
Pertanyaan
|
Alternatif
| |
Ya
|
Tidak
| ||
1.
|
Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME agar mendapatkan ridho-Nya dalam belajar
| ||
2.
|
Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
| ||
3.
|
Saya optimis bisa meraih prestasi
| ||
4.
|
Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita
| ||
5.
|
Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan masyarakat
| ||
6.
|
Saya suka membahas politik, hukum dan pemerintahan
| ||
7.
|
Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku
| ||
8.
|
Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan
| ||
9.
|
Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara
| ||
10.
|
Saya berusaha menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab
| ||
Jumlah Skor
|
Cara menskor :
Rentangan nilai yang digunakan antara 1 dan 2. Jika jawaban ya maka diberi skor 2 dan jika jawaban tidak maka diberi skor 1. Jumlahkan semua skor dan cocokkan dengan criteria berikut :
0-5 dikategorikan tidak positif 11-15 dikategorikan positif
6-10 dikategorikan kurang positif 16-20 dikategorikan sangat positif
2) Penilaian dalam aspek pengetahuan menggunakan tes pilihan ganda
Contoh :
Teropong bintang dengan pembesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api objektifnya 50cm, maka panjang teropong adalah :
a. 5 cm
b. 35 cm
c. 45 cm
d. 50 cm
e. 55 cm
Cara penskoran :
Penilaian dengan mempertimbangkan item yang salah. Jawaban salah diperhitungkan sebagai denda untuk mengurangi jawaban yang benar. Mengikuti rumus :
Dimana :
Nilai
Jumlah jawaban yang salah
Jumlah jawaban yang benar
Banyak pilihan
Misalnya jumlah soal 10, jawaban benar ada 9 dan salah ada 1 maka :
, maka nilai yang diperoleh adalah 8.75
Sedangkan penilaian yang tidak memperhitungkan jawaban salah, mengikuti rumus dibawah ini :
Misalnya jumlah soal ada 10, jumlah soal yang benar ada 8 dan yang salah ada 2 maka , da nilai yang diperoleh adalah 8
3) Penilaian dalam aspek keterampilan menggunakan teknik penilaian unjuk kerja per-individu
Nama Peserta Didik : Putri
NIS : 99865
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
Nilai
| |||
1
|
2
|
3
|
4
| ||
1.
|
Menentukan NST jangka sorong
| ||||
2.
|
Membaca hasil pengukuran diameter bola menggunakan jangka sorong
| ||||
3.
|
Data yang diperoleh
| ||||
4.
|
Kesimpulan
|
Keterangan :
1 : Kurang 3 : Baik
2 : Cukup 4 : Sangat Baik
Cara menskor menggunakan rumus dibawah ini :
Kriteria Penskoran :
Sangat Baik
|
:
| |
Baik
|
:
| |
Cukup
|
:
| |
Kurang
|
:
|
Sedangkan untuk rentang nilainya dapat dilihat dibawah ini :
No
|
Skor
|
Nilai
|
1.
|
D
| |
2.
|
D+
| |
3.
|
C-
| |
4.
|
C
| |
5.
|
C+
| |
6.
|
B-
| |
7.
|
B
| |
8.
|
B+
| |
9.
|
A-
| |
10.
|
A
|
Kriteria Ketuntasan Belajar :
1. KD pada KI-3 dan KI-4, belum tuntas Remedial
2. KD pada KI-3 dan KI-4, tuntas Melanjutkan
3. KD pada KI-3 dan KI-4, belum tuntas siswa, Remedial klasikal
4. KD pada KI-1 dan KI-2, tuntas = Baik, Melanjutkan
5. KD pada KI-1 dan KI-2, belum tuntas = Cukup/ Kurang, Pembinaan Holistik
BAB III
PEMBAHASAN
Penilaian autentik dari berbagai sumber
No
|
Nama ahli
|
Pengertian penilaian autentik
|
Kesimpulan
|
1
|
Permendikbud no. 66 tahun 2013
|
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran
|
Penilaian otentik adalah penilaian yang lebih menekankan para pemberian tugas yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan hasil pembelajarannya dalam dunia nyata secara bermakna yang menunjukkan penguasaan ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam suatu mata pelajaran
|
2
|
Jon Moever, 2006
|
A from of assessment in wich students are asked to perform real-world tasks that demonstrate meaningful application of assential knowledge and skill
(penilaian otentik merupakan satu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan)
| |
3
|
Popham (1995)
|
Penilaian otentik adalah penilaian yang mengharuskan siswa untuk menunjukkan pengetahuan (knowledge ), sikap (afective), keterampilan (skills) dan kemampuannya (ability) dalam situasi yang nyata/real life situations
| |
4
|
Nurgiyantoro
|
Penilaian otentik lebih menekankan pada pemberian tugas yang menuntut pembelajar menampilkan, mempraktikan, atau mendemonstrasikan hasil pembelajarannya yang mencerminkan hasil pembelajarannya yang mencerminkan kebutuhan di dunia nyata secara bermakna sekaligus menunjukkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu mata pelajaran
| |
5
|
Kunandar (2013: 35)
|
Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK), atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
| |
6
|
Hanafiah & Suhana (2010: 70)
|
Penggunaan penilaian autentik, yaitu menantang peserta didik agar dapat mengaplikasikan berbagai informasi akademis baru dan keterampilannya ke dalam situasi kontekstual secara signifikan
| |
7
|
Wiggins
|
Penilaian Autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi, dan membahas artikel, memberi analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
| |
8
|
Karim
|
Penilaian autentik dalah penilaian dengan melibatkan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki.
|
Untuk dapat melihat apakah pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran autentik dengan penilaian autentik maka terlebih dahulu kita mengetahui karakteristik dari penilaian autentik. Karakteristik dari penilaian autentik dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Nama Ahli
|
Karakteristik Penilaian Autentik
|
Kesimpulan
|
Santoso
|
1. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran
2. Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata
3. Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar
4. Penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
|
a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
b. Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif
c. Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
d. Berkesinambungan
e. Terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback
|
Nurhadi
|
1. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience)
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
3. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
4. Berkesinambungan
5. Terintegrasi
6. Dapat digunakan sebagai umpan balik
7. Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas
| |
Hanafiah & Suhana (2010: 76)
|
1. Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
2. Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi, bukan mengingat fakta apakah peserta didik belajar? Atau apa yang sudah diketahui peserta didik?
3. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dilakukan dalam beberapa tahapan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasannya, baik bentuk formatif maupun sumatif
4. Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan utuh
5. Hasil penilaian digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan pengayaan (enrichment) standar minimal telah tercapai atau mengulang (remedial) jika standar minimal belum tercapai.
| |
Kunandar (2013: 39)
|
1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
2. Mengukur keterampilan dan performasi
3. Berkesinambungan dan terintegrasi, dan
4. Dapat digunakan sebagai feedback
|
Penilaian autentik jauh berbeda dari penilaian tradisional. Penilaian tradisional adalah penilaian yang mengacu pada memilih sebuah respon dan lebih pada mengukur ingatan peserta didik terkait dengan informasi yang didapat. Hal ini dapat dilakukan melalui pengukuran tes pilihan ganda (multiple-choices), tes melengkapi (cloze test), tes benar salah (true-false), menjodohkan (matching) dan semacamnya. Sedangkan, penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.
Berikut perbedaan penilaian tradisional dengan penilaian autentik.
No
|
Penilaian Tradisional
|
Penilaian Autentik
|
1
|
Mengukur kecakapan tingkat rendah
|
Mengukur kecakapan tingkat tinggi
|
2
|
Memiliki perspektif sempit
|
Memiliki perspektif menyeluruh
|
3
|
Bertumpu pada ingatan
|
Bertumpu pada internalisasi
|
4
|
Hanya satu solusi yang benar
|
Solusi yang benar banyak / banyak cara selesaikan
|
5
|
Mengungkap kecakapan
|
Mengungkap proses
|
6
|
Contohnya dengan melakukan pengukuran tes pilihan ganda (multiple-choices), tes melengkapi (cloze test), tes benar salah (true-false), dan menjodohkan (matching)
|
Contohnya dengan melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan pengetahuannya seperti melakukan tugas proyek
|
Berikut ini teknik-teknik penilaian autentik
No
|
Teknik Penilaian Autentik
|
Pengertian
|
1
|
Kinerja / Unjuk kerja
|
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium
|
2
|
Sikap
|
Penilaian sikap yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
|
3
|
Tertulis
|
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis
|
4
|
Portofolio
|
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
|
5
|
Penilaian diri
|
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan
|
6
|
Produk
|
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
|
7
|
Proyek
|
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu
|
1. Penilaian Kinerja / Unjuk Kerja
Contoh instrumen unjuk kerja
LEMBAR PENILAIAN KINERJA/UNJUK KERJA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X/2
Hari / Tanggal :
Materi Pokok : LISTRIK DINAMIS
INDIKATOR
|
Skor
| ||
1
|
2
|
3
| |
A. Persiapan
| |||
1. Pemahaman konsep materi pembelajaran yang dipelajari
| |||
2. Menjawab pertanyaan dari konsep materi pembelajaran yang dipelajari
| |||
3. Pemahaman akan kegunaan alat dan bahan praktikum untuk mengamati rangkaian arus listrik
| |||
4. Kecakapan dalam mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
| |||
5. Kecakapan dalam melakukan kegiatan pada langkah kerja praktikum yang disajikan dalam LKPD pada materi rangkaian arus listrik
| |||
B. Pelaksanaan
| |||
1. Berpartisipasi dalam kegiatan percobaan
| |||
2. Kecakapan menyusun peralatan percobaan seperti pada gambar di LKPD
| |||
3. Kebenaran hasil percobaan
| |||
C. Pelaporan Hasil
| |||
1. Melaporkan hasil percobaan
| |||
2. Menjawab soal-soal latihan dalam LKPD
| |||
3. Membuat kesimpulan hasil percobaan
| |||
Skor Total
|
Keterangan :
1 = Tidak Tahu Apa-Apa
2 = Kriteria Kurang Tepat
3 = Kriteria Tepat
Kriteria Penskoran
Aspek yang diamati
|
Skor
|
Kriteria
|
Pemahaman konsep materi pembelajaran yang dipelajari
|
3
|
memahami konsep materi pembelajaran yang dipelajari dengan baik
|
2
|
Kurang memahami konsep materi pembelajaran yang dipelajari
| |
1
|
Tidak memahami konsep materi pembelajaran yang dipelajari
| |
Menjawab pertanyaan dari konsep materi pembelajaran yang dipelajari
|
3
|
Menjawab pertanyaan dari konsep materi pembelajaran yang dipelajari dengan tepat
|
2
|
Kurang tepat menjawab pertanyaan dari konsep materi pembelajaran yang dipelajari
| |
1
|
Tidak tepat menjawab pertanyaan dari konsep materi pembelajaran yang dipelajari
| |
Pemahaman akan kegunaan alat dan bahan praktikum untuk mengamati rangkaian arus listrik
|
3
|
Pemahaman akan kegunaan alat dan bahan praktikum untuk mengamati rangkaian arus listrik baik
|
2
|
Pemahaman akan kegunaan alat dan bahan praktikum untuk mengamati rangkaian arus listrik kurang
| |
1
|
Tidak memahami akan kegunaan alat dan bahan praktikum untuk mengamati rangkaian arus listrik
| |
Kecakapan dalam mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
|
3
|
Cakap dalam mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
|
2
|
Kurang cakap dalam mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
| |
1
|
Tidak cakap dalam mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
| |
Kecakapan dalam melakukan kegiatan pada langkah kerja praktikum yang disajikan dalam LKPD pada materi rangkaian arus listrik
|
3
|
Cakapdalam melakukan kegiatan pada langkah kerja praktikum yang disajikan dalam LKPD pada materi rangkaian arus listrik
|
2
|
Kurang cakapdalam melakukan kegiatan pada langkah kerja praktikum yang disajikan dalam LKPD pada materi rangkaian arus listrik
| |
1
|
Tidak cakapdalam melakukan kegiatan pada langkah kerja praktikum yang disajikan dalam LKPD pada materi rangkaian arus listrik
| |
Berpartisipasi dalam kegiatan percobaan
|
3
|
Aktif berpartisipasi dalam kegiatan percobaan
|
2
|
Kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan percobaan
| |
1
|
Tidak aktif berpartisipasi dalam kegiatan percobaan
| |
Kecakapan menyusun peralatan percobaan seperti pada gambar di LKPD
|
3
|
Cakap menyusun peralatan percobaan seperti pada gambar di LKPD
|
2
|
Kurang cakap menyusun peralatan percobaan seperti pada gambar di LKPD
| |
1
|
Tidak cakap menyusun peralatan percobaan seperti pada gambar di LKPD
| |
Kebenaran hasil percobaan
|
3
|
Hasil percobaan yang diperoleh benar
|
2
|
Hasil percobaan yang diperoleh kurang benar
| |
1
|
Hasil percobaan yang diperoleh tidak benar
| |
Melaporkan hasil percobaan
|
3
|
Melaporkan hasil percobaan dengan baik
|
2
|
Melaporkan hasil percobaan kurang baik
| |
1
|
Melaporkan hasil percobaan tidak baik
| |
Menjawab soal-soal latihan dalam LKPD
|
3
|
Menjawab soal-soal latihan dalam LKPD dengan baik
|
2
|
Menjawab soal-soal latihan dalam LKPD kurang baik
| |
1
|
Menjawab soal-soal latihan dalam LKPD tidak baik
| |
Membuat kesimpulan hasil percobaan
|
3
|
Membuat kesimpulan hasil percobaan dengan baik
|
2
|
Membuat kesimpulan hasil percobaan kurang baik
| |
1
|
Menjawab soal-soal latihan dalam LKPD tidak baik
|
2. Penilaian Sikap
Contoh lembar pengamatan sikap
No
|
Nama
|
Disiplin
|
Kerjasama
|
Kejujuran
|
Kepedulian
|
Tanggung Jawab
|
Nilai
|
1
| |||||||
2
| |||||||
3
| |||||||
4
| |||||||
5
| |||||||
6
|
Rubrik pengamatan sikap
1 = Jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
2 = Jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
3 = Jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
4 = Jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
5 = Jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator
3. Penilaian Tertulis
Bentuk Soal Uraian
a. Jumlah soal = 4 butirsoal
b. Bobot soal = 25 setiap soal
c. Skor Ideal = 100
Contoh soal:
1) Kuat arus di dalam sepotong kawat penghantar adalah 10 A. Berapa menit waktu yang diperlukan oleh muatan sebesar 9.600 C untuk mengalir melalui penampang tersebut?
Jawab :
________________________________________________________________________________________________________________________
2) Sepotong kawat dihubungkan pada beda potensial 12 V. Jika kuat arus yang melalui kawat tersebut 4 A, berapakah hambatan kawat tersebut?
Jawab :
________________________________________________________________________________________________________________________
3) Mula-mula hambatan sebuah kawat nikelin adalah 5 ohm. Berapakah hambatannya jika panjang dan diameter kawat nikelin tersebut diperbesar dua kali semula?
Jawab :
________________________________________________________________________________________________________________________
4) Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut!
Kuat arus listrik total yang mengalir pada rangkaian adalah...
Jawab :
________________________________________________________________________________________________________________________
4. Penilaian Portofolio
Contoh Instrumen Portofolio
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas :
Nama Peserta Didik :
Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif
Indikator:
3.1.1 Mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata dan kacamata, mikroskop, dan teropong
3.1.2 Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum
3.1.3 Menganalisis pembentukan bayangan pada mata, lup,mikroskop,dan teropong
3.1.4 Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi
3.1.5Menghitung perbesaran lup, mikroskop, dan teropong
5. Penilaian diri
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Nama :
Kelas :
6. Penilaian Produk
Contoh format penilaian produk
Pembuatan Tata Surya Mini
Mata Pelajaran :
Nama Produk :
Alokasi Waktu :
Nama Peserta Didik :
Kelas / Semester :
No
|
Tahapan
|
Skor
|
1
|
Tahap perencanaan
· Kemampuan peserta didik merencanakan produk
· Kemampuan peserta didik mengembangkan gagasan
· Kemampuan peserta didik mendesain produk
| |
2
|
Tahap pembuatan
· Persiapan alat dan bahan
· Langkah pembuatan produk
| |
3
|
Tahap hasil
· Fisik produk
· Kreativitas peserta didik dalam menghasilkan produk
|
Rubrik penilaian :
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup Baik
4 = Baik
5 = Sangat Baik
7. Penilaian Proyek
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Nama Peserta Didik :
Kelas / Semester :
Tugas :
Selesaikan tugas berikut bersama kelompokmu di rumah.
Buatlah sepasang lubang didekat dasar sebuah wadah berisi air. Perhatikan ir yang memancar keluar dari lubang akibat tekanan air. Setelah itu jatuhkan wadah dari ketinggian tertentu. Apa yang terjadi pada pancaran air selama wadah jatuh?
Apa yang terjadi jika wadah dipercepat keatas?
1) Buat laporan kegiatan dikertas folio
2) Presentasikan produk kelompokmu dikelas
No
|
Aspek
|
Skor
| ||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
| ||
1
|
Perencanaan :
a. Persiapan
b. Kelengkapan alat dan bahan
| |||||
2
|
Pelaksanaan :
a. Sistematika penulisan
b. Keakuratan sumber data
c. Kuantitas sumber data
d. Analisis data
| |||||
3
|
Laporan proyek :
a. Penarikan kesimpulan
b. Hasil proyek
c. Presentasi
| |||||
Total skor
|
Rubrik Penilaian :
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup Baik
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Nilai = x 100
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah melakukan pemetaan SK, KD, dan indikator untuk kurikulum KTSP dan pemetaan KI, KD, dan indikator untuk kurikulum 2013.
Sebelum melaksanakan penilaian maka terlebih dahulu melakukan sebagai berikut :
1. Melakukan pemetaan KI, KD, dan Indikator
Domain
|
Standar Kompetensi Lulusan
|
Kompetensi Inti
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencapaian
|
Lingkup Materi
|
Aktivitas/Kegiatan Belajar Siswa untuk Mencapai Kompetensi
|
Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
|
Religius
|
Mampu melaksanakan dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
|
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikmekanika gerak dan energi
|
1. Menyadari akan kebesaran Tuhan
|
Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah:
· Hakikat Fisika dan perlunya mempelajari Fisika
· Ruang lingkup Fisika
· Metode dan Prosedur ilmiah
· Keselamatan kerja di laboratorium
|
Sebelum masuk kelas bersalaman dengan guru
|
Pengamatan
|
Sikap
|
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
|
Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
|
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
|
2. Bersikap kritis dalam proses pembelajaran
3. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
4. Menghayati pola hidup disiplin, teliti, bertanggungjawab dan jujur
|
Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah:
· Hakikat Fisika dan perlunya mempelajari Fisika
· Ruang lingkup Fisika
· Metode dan Prosedur ilmiah
· Keselamatan kerja di laboratorium
|
Siswa menerapkan hakikat fisika dan prosedur ilmiah secara kritis, jujur, teliti, dan bekerjasama
|
Pengamatan dengan lembar Observasi Sikap
|
Pengetahuan
|
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
|
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
|
3.1 Menerapkan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran Fisika dalam kehidupan
|
5. Mampu mengidentifikasi sikap ilmiah
6. Mampu mengidentifikasi manfaat ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari
7. Mampu menerapkan langkah-langkah metoda ilmiah
|
Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah:
· Hakikat Fisika dan perlunya mempelajari Fisika
· Ruang lingkup Fisika
· Metode dan Prosedur ilmiah
· Keselamatan kerja di laboratorium
|
1. Mengamati, mendiskusikan, dan menyimpulkan tentang fenomena Fisika dalam kehidupan sehari-hari, hubungan Fisika dengan disiplin ilmu lain, prosedur ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium
2. Mendiskusikan dan menyimpulkan tentang ilmu Fisika dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain, prosedur ilmiah dalam hubungannya dengan keselamatan kerja di laboratorium
|
Test (kuis)
|
Ketrampilan
|
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
|
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
|
4.1 Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor
|
8. Mampu membuat laporan sesuai prosedur ilmiah
|
Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah:
· Hakikat Fisika dan perlunya mempelajari Fisika
· Ruang lingkup Fisika
· Metode dan Prosedur ilmiah
· Keselamatan kerja di laboratorium
|
3. Mempresentasikan tentang pemanfaatan Fisika dalam kehidupan sehari-hari, metode ilmiah dan keselamatan kerja ketika melakukan kegiatan pengukuran besaran Fisika
|
Pengamatan dengan lembar Observasi Ketrampilan
|
2. Menentukan kriteria ketuntasan
3. Menentukan teknik penilaian baik untuk kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
a. Teknik penilaian aspek pengetahuan, misalnya tes tertulis dengan instrumen penilaian adalah pilihan ganda dan atau essay
b. Teknik penilaian aspek sikap, misalnya penilaian diri dan penilaian sikap
c. Teknik penilaian aspek keterampilan, misalnya proyek
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim, Muchtar. 2006. Implementation Of Lesson Study For Improving The Quality Of Mathematics Instruction In Malang. Tsukuba Journal Of Educational Study In Mathematics, 25 : 67-73.
Alquran
Festiyed. 2017. Evaluasi Pembelajaran Fisika. Padang : Sukabina Press
Hanafiah, Nanang & Cucu, Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama.
Haryati, Mimin. 2009. Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Hal 40
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta : PT Rajawali Pers
Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara
Mueller, J. 2006. Authentic Aseesment. North Central College.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penelitian Otentik dalam Pembelajaran. Yogyakarta :Gadjah Mada University Pers.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
O’malley, J.M, pierce, L.V. 1996. Authentic Aseesment For English Langeuge Learners Practical Approaches For Teachers. Printed In The United States Of America : Addison Wasley Publishing Company, Inc.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon.
Santoso. 2004. Penilaian Berbasis Kelas. Semarang : Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
Susilo, Herawati. Asesmen Autentik Pada Pembelajaran.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Wiggins, G. 2005. Grant Wiggins On Assesment.
Terimakasih artikenya sangat membantu,kalo masih bingung ini cara cepat nya cara membaca jangka sorong semoga membantu
ReplyDelete