Tuesday, February 18, 2020

Selected Response Assesment


 Merancang Selected Response Assesment dalam Pembelajaran (Jenis, Prinsip, Keunggulan dan Kelemahan Assesment

A. Jenis-jenis Selected Response Assesment

Macam-macam selected response assessment menurut Stiggin (1994), Arikunto (1996), Brown (2002) dan Wijaya (1992) termasuk kedalamnya pilihan ganda, benar salah, menjodohkan atau mencocokkan, dan isian singkat. Istilah yang lebih sering digunakan untuk selected response assessment adalah “objective paper and pencil test”  atau uji tes tertulis. Istilah ini dapat menimbulkan kesalahpahaman bahwa penilaian ya g dilakukan tidak melibatkan sebjektivitas, bahwa segala sesuatu yang terkait dengannya bersifat “ilmiah”, dan bahwa ada resiko terjadinya kebiasaan yang disebabkan oleh pendapat penilai.
Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia.Oleh karena sifatnya yang demikian Popham (1981 :235) menyebutnya dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test). Butir soal telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes.Kemungkinan jawaban telah dipasok oleh pengkonstruksi tes dan peserta hanya memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan.Pemberian skor dilakukan apabila respon tersebut benar diberi skor 1 dan apabila slah diberi skor 0.Jawaban peserta didik bersifat mengarah kepada satu jawaban yang benar (convergence).
Merujuk kepada berbagai pendapat tentang tes objektif maka dapat diambil kesimpulan bahwa tes objektif adalah tes yang semua informasi yang diperlukan peserta tes untuk memberinya respon telah disediakan oleh penyusun tes, sehingga peserta tes tinggal memilihnya.Jawaban yang berupa pilihan bersifat deterministic, sehingga hanya ada dua kemungkinan kebenaran jawaban – benar atau salah.

1.      Pilihan Ganda (Multple Choices Item)

Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan. Tes pilihan ganda terdiri dari dua hal pokok yaitu stem atau pokok soal dengan 4 atau 5 alternatif jawaban.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes  pilihan berganda adalah:
a.    Instruksi pengerjaannya harus jelas, bila perlu diberi contohnya
b.    Hanya ada satu jawaban yang benar, tidak mengenal tingkatan kebenaran
c.    Kalimat pada tiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin.
d.    Kalimat pokok dalam setiap soal hendaknya tidak bergantung pada butir-butir soal lain
e.    Hindari kalimat panjang dan kompleks dengan kata-kata yang mempunyai arti ganda
f.      Dari segi bahasa, butir soal jangan terlalu sukar dan hanya mengandung suatu ide
Ada lima ragam tes pilihan ganda yang sering digunakan yaitu:
a.    Pilihan ganda biasa
b.    Hubungan antar hal
c.    Analisa kasus
d.    Membaca diagram atau tabel
e.    Asosiasi pilihan ganda
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan selected respon assesment adalah sebagai berikut:
1.      Peserta yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan berkali-kali
2.      Skor yang diperoleh akan memiliki reliabilitas tinggi
3.      Cakupan materi ajar yang luas
4.      Memiliki waktu mengoreksi lebih sedikit dibanding waktu menyusunnya
5.      Tersedianya komputer dalam pengadministrasiannya
There are many varieties of there new type test, but four kinds are in most common use, true-false, multiple-choice,completion, matching (Witherington, 1952).
Soal pilihan ganda terdiri atas sebuah masalah dan daftar saran pemecahannya.Masalah yang dinyatakan sebagai pertanyaan langsung atau pernyataan tidak lengkap disebutstem soal.

a.    Karakteristik Soal Pilihan Ganda

Menggunakan pertanyaan langsung atau pernyataan tidak lengkap dalam Stemtergantung padabeberapa faktor.Bentuk pertanyaan langsung lebih mudah ditulis, lebih alami bagi peserta didik, dan lebih jelas disajikan dalam rumusan masalah. Di sisi lain, bentuk pernyataan tidak lengkap, lebih ringkas dan jika terampil masalah dapat disajikan dengan baik. Prosedur umumnya, tiap stem dimulai dengan pertanyaanlangsung dan dialihkan pada bentuk pernyataan tidak lengkap hanya ketika kejelasanmasalah dapat diingat dan diringkas

b.      Penggunaan Soal Pilihan Ganda

1.      Mengukur Hasil Pengetahuan
·        Pengetahuan terminologi: peserta didik dapat menunjukkan pengetahuanmereka khususnya melalui pilihan kata yang mempunyai makna samaseperti pemberian istilah atau dengan pemilihan defenisi istilah.
·        Pengetahuan fakta khusus: hal yang penting tentang kebenaran dankebutuhan dasar untuk mengembangkanpemahaman, keterampilan berpikir dan hasil belajar kompleks lainnya
·        Pengetahuan prinsip:soal pilihan ganda ditampilkan lebih sulit, tetapihal ini disebabkan prinsip-prinsip yang lebih kompleks dari pada fakta-faktayang terisolasi.
·        Pengetahuan metodedanprosedur: termasuk pengetahuan prosedurlaboratorium, pengetahuan komunikasi, koputerisasi, keterampilan,pengetahuan metode pemecahan masalah, prosedur pemerintahan, dansebagainya
2.      Mengukur Hasil pada Tingkat Pemahaman dan Aplikasi
·        Kemampuan mengidentifikasi aplikasi fakta dan prinsip. Biasanya metode untuk menentukan pembelajaran peserta didik yang telahberlalu selain mengingat fakta atau prinsip belaka yaitu denganmenanyakan identifikasi aplikasi yang tepat dalam situasi yang baru bagipeserta didik.
·        Kemampuan menginterpretasi hubungan sebab akibat. Pemahaman dapat diukur berkali-kali dengan menyuruh peserta didik untukmenginterpretasikan berbagai hubungan antarfakta.
·        Kemampuan membenarkan metode dan prosedur. Peserta didik harus mengetahui metode yang benar atau rangkaian langkah-langkahdalam sebuah prosedur

c.       Saran untuk Menyusun Soal Pilihan Ganda

1)      Stem- stem soal harus bermakna dan harus ada defenisi masalah
2)      Stem soal sedapat mungkin harus dibebaskan dari materi yang tidak relevan.Ini akanmeningkatkan kemungkinan pernyataan masalah dalam stem secarajelas dan mengurangi waktu baca yangdibutuhkan.
3)      Penggunaan pernyataan negatif stem soal hanya ketika hasil belajar menuntutnya secara signifikan
4)      Seluruh alternatif pilihan harus konsisten secara gramatikal dengan stemsoal.
5)      Sebuah soal harus memuat hanya satu jawaban tepat atau terbaik secarajelas.
6)      Soal yang digunakan untuk mengukur pemahaman harus memuat beberapakasus, tetapi jangan terlalu banyak.
7)      Seluruh pengecoh harus masuk akal
8)      Penggabungan verbal antara stem dan jawaban yang tepat harus dihindari
9)      Panjang relatif pilihan tidakmenjadipetunjukjawaban
10)  Jawaban benar harus muncul pada tiap posisi alternatif dalam jumlah yangsama, tetapi secara acak.
11)  Menggunakan alternatif spesial secara hemat seperti “tidak ada di atas” atau“semua di atas”
12)  Jangan menggunakan soal pilihan ganda ketika tipe soal lain lebih layak.

d.      Cara Mengolah Skor Soal Pilihan Ganda:

1)      Dengan denda
Keterangan:
S= skor yang diperoleh
R=right (jawaban benar)
W=wrong (jawaban salah)
n=banyak option
1= bilangan tetap
2)      Tanpa denda

2.      Benar-Salah (True False Item)

Menurut Arikunto (2005: 165), soal-soalnya berupa pernyataan-pertanyaan. Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan bebreapa pernyataan yang bernilai benar atau salah.
Cara mengolah skor soal pilihan ganda ada dua yaitu:
a.       Dengan denda
Keterangan:
S= skor yang diperoleh
R=right (jawaban benar)
W=wrong (jawaban salah)
b.      Tanpa denda

a.      Tes benar salah cocok digunakan  untuk :

1)      Pemahaman pada level pengetahuan
2)      Mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang miskonsepsi yang umum
3)      Konsep dengan dua respon logis

b.      Tips menulis butir soal benar salah

1)      Setiap butir soal harus menguji/mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna, tidak menanyakan yang remeh/trivial
2)      Setiap butir soal haruslah menguji pemahaman, tidak hanya pengukuran terhadap daya ingat
3)      Kunci jawaban yang ditentukan haruslah benar
4)      Butir soal yang baik haruslah jelas jawabannya bagi seorang peserta tes yang belajar dan jawaban yang salah kelihatan lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak belajar dengan baik.
5)      Pernyataan dalam butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6)      Rumusannya tidak meragukan sehingga dapat dinyatakan 100% benar atau 100% salah
7)      Diskusikan dengan pakar yang relavan (bahasa dan ilmu yang diteskan) untuk meyakinkan bahwa sisi bahasa dan kebenaran soal dan jawaban meyakinkan

c.  Petunjuk yang perlu diperhatikan dalam penyusunan soal benar salah:

1) Pernyataan tidak boleh terdiri dari beberapakonsep
2) Kalimat yang digunakan jelas dan singkat
3) Hindari pernyataan negatif rangkap
4) Jangan diambil kalimat dari buku yang akanmembawa peserta didik menjadi verbalis
5) Hindari jawaban berpola

d.      Pertimbangan dalam usaha peningkatan mutu soal benar salah:

1)      Jumlah butir soal yang kuncinya S (salah) sebaiknya lebih banyak dripada butir soal yang kunci jawabannya B (benar).
2)      Susunlah kalimat soal sedemikian rupa sehingga logika sederhana akan cenderung mengarah ke jawaban yang salah.
3)      Susunlah jawaban yang salah sesuai dengan anggapan umum yang salah tentang suatu kenyataan.
4)      Pernyataan yang menggunakan kata “semua, selalu, tidak pernah“ cenderung untuk memiiki kunci jawaban S (salah), sedangkan kata “kadang-kadang, seringkali“ cenderung untuk memiliki kunci jawaban B (benar).
5)      Pergunakan rujukan untuk beberapa buah soal, misalnya dengan menggunakan teks atau gambar sebagai rujukan untuk senarai butir soal.
6)      Jangan membuat soal dengan pernyataan negatif yang dapat mengakibatkan interpretasi yang membingungkan. Misalnya Lucas Pacioli sebenarnya bukan tokoh dalam ilmu akuntansi. B / S
7)      Gunakan kata-kata pasti atau angka pasti misalnya 100, 1000, 20%, setengahnya, jangan gunakan kata-kata kualitatif yang meragukan misalnya muda, banyak, sedikit, kecil, besar, dan sebagainya.
8)      Hindari kecenderungan penggunaan pernyataan dijawab benar (B) bila panjang dan dijawab salah (S) bila pendek.

e.    Jenis Bentuk Soal Benar-Salah

Bentuk tes benar atau salah ini bermacam-macam variasinya jika dilihat dari segi pola pengerjaannya yang terdiri dari:
1)   Tes Benar-Salah bentuk pernyataan. Dalam bentuk ini soal terdiri dari pernyataan-pernyataan dan siswa diminta memilih kemungkinan benar atau salah saja.
2)   Tes Benar-Salah yang menuntut alasan. Dalam bentuk ini selain seperti bentuk pertama juga menuntut supaya siswa memberi alasan apabila ia memilih kemungkinan salah (menyalahkan pernyataan soal).
3)   Tes Benar-Salah dengan membetulkan. Dalam bentuk tes ini selain seperti bentuk pertama juga menuntut supaya siswa membetulkan pernyataan soal yang disalahkan (jika siswa memilih kemungkinan salah terhadap pernyataan/ soal yang bersangkutan).
4)   Tes Benar-Salah Berganda. Pada bentuk ini satu induk persoalan menghasilkan beberapa anak persoalan. Beberapa anak persoalan itu dirumuskan dalam pernyataan/ soal yang mempunyai kemungkinan benar atau salah.

3.      Menjodohkan atau Mencocokan (Matching Exercies)

Menurut Arikunto (2005) matching test dapat diganti dengan istilah membandingkan atau mencocockan, memasangkan atau menjodohkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tes ini:
a.       Banyaknya jawaban disebelah kanan lebih dari jawaban disebelah kiri
b.      Lebihnya jawaban hendaknya menunjukan jawaban yang salah
c.       Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja
d.      Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal dan pertanyaan.
Jenis-jenis tes menjodohkan terdiri atas tes menjodohkan sempurna dan tak sempurna. Tes penjodohan sempurna dibuat dengan membuat lajur kiri dan kanan dengan jumlah yang sama banyak, sedangkan untuk tes menjodohkan yang tak sempurna adalah sebaliknya.

Tes menjodohkan ini dipilih berdasarkan pertimbangan antara lain:
a.    Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test tidak lebih dari  sepuluh soal(item).
b.    Jumlah yang harus dipilih, lebih banyak dari jumlah soalnya.
c.    Antara item-item yang tergabung dalam seri matching test merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogen.
d.    Kumpulan soal disebelah kiri, sedangkan jawabannya di sebelah kanan
e.    Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman.
Rumus untuk mencari skor dalam tes tipe menjodohkan adalah :
Sk = B
Dengan ketentuan :
Sk = skor yang diperoleh peserta tes
B   = jumlah jawaban yang benar

4.      Isian Singkat (Short Answer Fill-In Items)

Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraf-paragraf yang merupakan rangkaian cerita atau karangan atau berupa satu pernyataan.Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu.Tugas peserta tes adalah mengisi bagian-bagian yang kosong dengan jawaban yang sesuai.
a.       Karateristik
Soal jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti.
b.      Kemampuan yang diukur
Bentuk soal jawaban singkat sangat tepat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta tes yang sangat sederhana.Kemampuan yang dikur dengan jawaban singkat adalah kemampuan menyebutkan istilah, kemampuan menyebutkan fakta, kemampuan menyebutkan prinsip, kemampuan menyebutkan metode atau prosedur, kemampuan menginterpretasi data sederhana, kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan anak dan kemampuan melengkapi persamaan.
c.       Jenis Soal
Dari segi rumusan kalimatnya, soal jawaban singkat dapat berupa kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat yang tidak lengkap.
d.      Penskoran
Penskoran dalam soal jawaban singkat dapat dilakukan setelah soal tersebut digunakan.Penskoran soal jawaban singkat sangat mudah dilakukan, skor 1 (satu) diberikan apabila jawaban benar, dan skor 0 diberikan apabila jawaban salah.
Berdasarkan penjelasan diatas,  selected response assesmentterdiri dari tes pilihan ganda, tes salah benar, tes menjodohkan dan tes isian singkat. Tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur pengetahuan dan mengukur pemahaman dan aplikasi dari suatu prinsip. Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur seluruh cakupan materi tetapi tes ini memiliki kelemahan yaitu dalam menyusunnya memerlukan waktu yang lama, dan untuk mendapatkan tes yang berkualitas diperlukan keterampilan yang tinggi      

D.  Prinsip-prinsip Selected Response Assesment

Guru mempunyai posisi sentral dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan kegiatan penilaian. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaianharus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1.     Valid
Selected response assesmentharus mengukur obyek yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis alat ukur yang tepat atau sahih (valid).Artinya, ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka data yang masuk salah sehingga kesimpulan yang ditarik juga besar kemungkinan menjadi salah.


2.    Mendidik
Soal harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar siswa.Oleh karena itu, soal harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan untuk memotivasi siswa yang berhasil (positive reinforcement) dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil (negative reinforcement), sehingga keberhasilan dan kegagalan siswa harus tetap diapresiasi dalam penilaian.
3.    Berorientasi pada kompetensi
Selected response assesment harus menilai pencapaian kompetensi siswa yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap, dan ketrampilan/nilai yang terefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
4.    Adil dan obyektif
PBK harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektivitas siswa, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan berbagai hal yang memberikan kontribusi pada pembelajaran.Sebab ketidakadilan dalam penilaian, dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa, karena merasa dianaktirikan.
5.    Terbuka
Selected response assesment hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan (stakeholders) baik langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
6.    Berkesinambungan
Selected response assesment harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan siswa, sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui penilaian.

7.    Menyeluruh
PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa yang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.
8.    Bermakna
Selected response assesment diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak.Untuk itu, selected response assesment hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
Selain harus memenuhi prinsip-prinsip umum penilaian, pelaksanaan selected response assesment juga harus memegang prinsip-prinsip khusus sebagai berikut: Apapun jenis penilaiannya, harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuan yang dimilikinya; Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur selected response assesment dan pencatatan secara tepat prestasi yang dicapai siswa. Selected response assessment, termasuk ke dalamnya pilihan ganda (multiple-choice items), benar-salah (true-false items), menjodohkan atau mencocokkan (matching exercises), dan isian singkat (short answer fill-in items). Respon terpilih dapat digunakan untuk menilai aspek pengetahuan, pemikiran, dan afektif.

E.   Kelebihan dan Kekurangan Selected Response Assesment

1.    Pilihan Berganda Atau Multiple Choices (M- Ch)
Kelebihan Pilihan Berganda yaitu:
·          Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
·          Terstruktur dan petunjuknya jelas.
·          Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.
·          Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
·          Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
Kelemahan Pilihan Berganda yaitu:
·          Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
·          Sulit menemukan pengacau.
·          Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
·          Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.
2.        Benar-Salah atau True- False (T- F)
Kelebihan B- Syaitu :
·          Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban.
·          Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.
·          Sejumlah soal relative dapat dijawab dalam tipe test secara berkala.
·          Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
Kelemahan B - Syaitu :
·          Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
·          Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik.
·          Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah.
·          Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka.
3.        Menjodohkan Atau Matching
Kelebihan Menjodohkan yaitu:
·          Suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama menyesuaikan dengan rangkaian isi soal.
·          Waktu membaca dan merespon relative singkat.
·          Mudah untuk dibuat.
·          Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
Kelemahan Menjodohkan yaitu:
·          Materi soal dibatsi oleh factor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
·          Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen.
·          Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak relevan.
4.        Jawaban Singkat Atau Short Answer
Kelebihan Jawaban Singkat yaitu :
·          Mudah dalam perbuatan
·          Kemungkinan menebak jawaban sangat sulit
·          Cocok untuk soal- soal hitungan
·          Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas
Kelemahan Jawaban Singkat yaitu:
·          Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu.
·          Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.
·          Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.

F. Persyaratan Penyusunan Selected Response Assesment

1. Kaidah Penyusunan Pilihan Ganda (Multiple Choices)
a. Materi
·      Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. Artinya, soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator soal.
·      Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya semua pilihan jawaban harus berasal dari  materi  yang sama seperti yang terkandung dalam pokok soal,  penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
·      Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci  jawaban. Jika terdapat beberapa pilihan jawaban yang benar, maka kunci jawabannya adalah pilihan jawaban yang paling benar.
b. Konstruksi
·      Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya kemampuan/materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis, dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga mudah dimengerti peserta didik. Apabila tanpa harus melihat dahulu pilihan jawaban, peserta didik sudah dapat mengerti pertanyaan/ maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan bahwa pokok soal tersebut sudah jelas.
·      Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya, apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan tersebut dihilangkan saja.
·      Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, frase, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
·      Pokok soal  jangan  mengandung  pernyataan yang bersifat negatif ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai  terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Penggunaan kata negatif ganda dapat mempersulit peserta didik dalam memahami maksud soal, oleh karena itu perlu dihindari. Namun untuk keterampilan bahasa, penggunaan kata negatif ganda diperbolehkan kalau  yang ingin diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.
·      Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini perlu diperhatikan karena adanya kecenderungan peserta didik untuk memilih jawaban yang paling panjang, karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
·      Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya, dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka dari segi materi pilihan jawaban berkurang satu, karena pernyataan itu hanya merujuk kepada  materi dari  jawaban sebelumnya.
·      Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan  urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus disusun secara  kronologis. Pengurutan angka  dilakukan dari nilai angka paling kecil ke nilai angka paling besar atau sebaliknya. Pengurutan waktu berdasarkan kronologis waktunya. Pengurutan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat dan memahami pilihan jawaban.
·      Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel tersebut tidak berfungsi.
·      Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab dengan benar soal berikutnya.
c. Bahasa
·      Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
·      Jangan menggunaan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
·      Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.
Soal bentuk pilihan ganda sangat berguna untuk mengukur tingkat hasil pembelajaran dari sebuah ilmu pengetahuan, tingkat pemahaman, serta tingkat pengaplikasiannya/penerapannya.Karena berbagai bentuk kecerdasan yang terdapat didalamnya, soal pilihan ganda sering digunakan dalam jenis soal objektif.Dimana harus memilih satu jawaban, bukan memberikan jawaban, oleh sebab itu langkah awal adalah dengan menulis soal pilihan ganda. Perubahan bentuk soal dari tipe yang satu ke tipe yang lainnya, harus dipertimbangkan karena hanya bisa dilakukan jika ada beberapa keuntungan yang sama. Sebagai contohnya, dimana ketika hanya ada dua pilihan (up/down), lebih tepat jika diubah menjadi bentuk soal benar atau salah. Sama halnya, ketika ada kelompok yang homogen (sejenis) yang saling dihubungkan (contoh: simbol peta dengan namanya), diubah dalam bentuk soal pencocokan akan lebih bermanfaat. Selain hal khusus tersebut, bagaimanapun juga, soal pilihan ganda lebih baik digunakan dalam tipe soal pilihan dalam bentuk apapun yang cocok untuk mengukur hasil pembelajaran.

2. . Kaidah Penyusunan Benar-Salah
a. Materi
·      Soal harus sesuai dengan indikator.
·      Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk benar-salah.
b. Konstruksi
·      Buatkanlah petunjuk cara mengerjakan soal benar-salah yang sejelas-jelasnya.
·      Hindarkan pernyataan yang mengandung ungkapan yang tidak pasti, seperti : barangkali, kadang-kadang, pada umumnya, kebanyakan.
·      Hindarkan pernyataan yang mengandung negatif ganda.
·      Hindarkan pernyataan yang panjang dan kompleks.
·      Hindarkan pernyataan yang masih dapat dipersoalkan, soal harus mutlak benar dan mutlak salah.
·      Jumlah soal yang benar hendaknya disamakan dengan jumlah soal yang salah. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi jawaban siswa. Mengingat bahwa siswa yang tidak mengetahui masalah yang ditanyakan cenderung memilih jawaban salah.
·      Penempatan soal yang benar dan yang salah harus diatur secara acak.
·      Setiap soal hanya mengandung satu gagasan.
·      Setiap soal hendaknya berdiri sendiri, tidak bergantung pada soal yang lain.
·      Hindarkan dengan pernyataan yang langsung mengutip kalimat dari buku. Setiap pernyataan hendaknya diolah dan disesuaikan dengan keperluan. Apabila tidak, hal ini akan terlalu menekan nilai aspek menghafal. Artinya penekannya atau perhatiannya terlalu ditekankan pada pengetahuan yang didapat dari hasil menghafal.
·      Hindarkan hal yang kurang perlu dan bersifat teka-teki atau tebak-tebakan.
·      Hindarkan pernyataan yang berarti ganda atau lebih.
·      Apabila soal menanyakan pendapat, maka perlu disertakan sumber yang mengemukakan pendapat.

c. Bahasa
·        Tulislah dengan kalimat atau pernyataan berita.
·        Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
·        Gunakan bahasa Indonesia baku.
·        Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
3. Kaidah Penyusunan Soal Menjodohkan
a. Materi
·        Soal harus sesuai dengan indikator.
·        Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk menjodohkan.
·        Gunakan materi-materi yang homogen untuk setiap kelompok, baik kelompok soal (pokok soal) maupun pilihan jawabannya.
b. Konstruksi
·        Pertanyaan dan pilihan jawaban harus disusun dengan homogen, paralel/sejajar.
·        Soal disusun sebelah kiri dengan bernomor, pilihan jawaban disusun di sebelah kanan dengan nomor urut dengan huruf.
·        Pertanyaan dan pilihan jawaban hendaknya disusun secara sistematis. Jika daftar terdiri dari tanggal disusun secara kronologis, sedangkan pertanyaan dalam pilihan jawaban dapat disusun menurut abjad.
·        Pertanyaan dan pilihan jawaban ditulis dalam halaman yang sama. Bila tidak demikian dapat membingungkan siswa dan dapat menyita waktu lama yang dipergunakan untuk membolak balik halaman saja.
·        Panjang soal ini dibatasi jumlah tidak lebih dari 10 – 15 butir soal. Daftar-daftar yang panjang cenderung akan menjadi terlalu heterogen dan dengan demikian memungkinkan adanya petunjuk-petunjuk bagi siswa yang pandai, lagi pula soal bentuk ini bila soalnya terlalu panjang/banyak akan membuang waktu yang terlalu banyak.
·        Jumlah pilihan jawaban disusun lebih banyak daripada soalnya. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memikirkan jawaban dengan tepat.
·        Pokok soal dan pilihan jawaban disusun dengan pertanyaan yang pendek.
·        Petunjuk mengerjakan soal harus jelas.
c. Bahasa
·    Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
·    Gunakan bahasa Indonesia baku.
·    Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan bentuk pilihan-ganda. Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan ganda terdiri dari stem dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang paling tepat, sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunukukkan kumpulan persoalan dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah pilihan jawaban dibuat lebih banyak dariapa jumlah persoalan.Seperti halnya dengan tipe soal lainnya, beberapa aturan tersebut mungkin sebagai tambahan sebagai aturan pada umumnya untuk penyusunan soal objektif.
4. Kaidah Penysunan isian singkat (short answer fill-in items)
Adapun kaidah penulisan soal bentuk isian adalah :
a.       Materi
  1. Soal harus sesuai dengan indikator.
  2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk isian.
b.      Konstruksi
  1. Pernyataan disusun sedemikian rupa, sehingga jelas jawaban yang diharapkan.
  2. Hindarkan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
  3. Susunlah pertanyaan yang dapat mempermudah penskorannya.
  4. Hindarkan pernyataan-pernyataan yang kurang tegas.
  5. Susunlah soal dengan pernyataan berita.
  6. Usahakan hanya satu jawaban yang benar.
  7. Hindarkan pernyataan yang terlalu banyak dihilangkan. Sebuah soal yang terlalu banyak dihilangkan sukar diketahui apakah sebenarnya hal yang diukur.
  8. Pernyataan yang dihilangkan adalah benar-benar bentuk kata atau frase yang merupakan kunci jawaban dan bukan hal-hal yang memang tidak penting.
  9. Hindarkan pernyataan yang diambil langsung persis sama dengan di dalam buku pelajaran.
  10. Tempat jawaban yang disediakan untuk setiap soal harus sama panjangnya. Jika tempat jawaban tidak sama panjangnya, siswa cenderung untuk mengira-ira jawabannya sesuai dengan panjangnya tempat kosong itu.
  11. Dalam menyusun soal yang memerlukan jawaban rincian perlu disusun secara berurutan (alfabet jawabannya). Hal ini untuk memudahkan pemeriksanya.
  12. Daftarla semua kemungkinan jawaban yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan jawaban benar yang tidak terduga dari siswa.
  13. Berilah nomor pada tiap-tiap tempat jawaban. Hal ini untuk memudahkan penilaiannya.
c.       Bahasa / Budaya
  1. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
  2. Gunakan bahasa Indonesia baku.
  3. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
Dalam pembuatan soal, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantaranya : 
1. Tingkat Kesukaran Soal (p)
                         Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar bagi perseta didik.Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut tingkat kesukaran (p).Tingkat kesukaran ini dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan adanya perbedaan kemampuan peserta tes. Menurut Arikunto (2012:223) tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
Dimana
 p   = proporsi jawaban benar atau tingkat kesukaran
B    = banyaknya peserta tes yang menjawab benar
JS    = jumlah peserta tes
Tingkat kesukaran soal dapat diinterpretasikan menurut Tabel 1.
Tabel 1. Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Tingkat Kesukaran
Kriteria
0 - 15 %
Sangat sukar, sebaiknya dibuang
16 % - 30 %
Sukar
31 % - 70 %
Sedang
71 % - 85 %
Mudah
86 % - 100 %
Sangat mudah, sebaiknya dibuang
Sumber : Karno To (1996:15)
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
No.
Tingkat Kesukaran (p)
Keterangan
1.
p < 0,3
Sukar
2.
0,3 ≤ p ≤ 0,7
Sedang
3.
p > 0,7
Mudah
               Sumber: Surapranata (2004: 21)        



 2. Daya Beda Soal (D)
                         Arikunto (2012:228) menyatakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.Rumus menghitung daya pembeda adalah:
 = PA-PB
Keterangan :
D  : daya pembeda
Ja: banyaknya peserta kelompok atas
Jb:banyaknyapeserta kelompok bawah
          Ba: banyaknya peserta kelompok atasyang menjawab soal itu dengan benar
       Bb: banyaknya peserta kelompok bawahyang menjawab soal itu dengan benar
       PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar(P = tingkat kesukaran)
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Indeks daya beda soal dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal
No
Klasifikasi Daya Beda
Klasifikasi
1
0.00 – 0.20
Jelek
2
0.21 – 0.40
Cukup
3
0.41 – 0.70
Baik
4
0.71 – 1.00
Baik sekali
          (Sumber: Arikunto, 2012: 232)
3. Validitas Soal
            Soalakan dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.Validitas isi adalah validitas yang dilihat dari segi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi/bahan pelajaran yang seharusnya diujikan.



4.  Reliabilitas Soal
Reliabel merupakan ketepatan suatu tes apabila digunakan pada subjek yang sama.  Reliabilitas untuk soal objektif dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-Richaderson (KR-21) yang dikemukakan Arikunto (2012: 117) yaitu:
  
St2 =            
Keterangan:
r11        : reliabilitas tes secara keseluruhan
n : banyaknya item/jumlah butir soal
M      : rata-rata skor soal
St2      : Varians soal
k        : banyaknya item
s : standar deviasi dari tes
Untuk menentukan tingkat reliabilitas soal digunakan skala yang terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4. Klasifikasi Indeks Reabilitas Soal
Indeks reliabilitas
Klasifikasi
0,00 ≤ r11< 0,20
Sangat rendah
0,20 ≤ r11< 0,40
Rendah
0,40 ≤ r11< 0,60
Sedang
0,60≤ r11< 0,80
Tinggi
0,80 ≤ r11< 1,00
Sangat tinggi
              (Sumber: Arikunto, 2012: 119)          
Untuk menentukan tingkat reliabilitas soal digunakan skala yang dikemukakan oleh Slameto (2001: 215) pada Tabel 5.
Tabel 5. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal
No
Indeks Reliabilitas
Klasifikasi
1
0,00 –0,20
Sangat rendah
2
0,21 – 0,40
Rendah
3
0,41 – 0,60
Sedang
4
0,61 – 0,80
Tinggi
5
0,81 – 1,00
Sangat tinggi
 (Sumber: Slameto, 2001: 215)




                                                                                                     BAB III                             

PEMBAHASAN

A.  Matriks Pengertian Selected Response Assesment

Net Investigation Home Page (2002)
Stiggins (2005)
Arikunto (2013: 179)
Kesimpulan
Suatu tes yang berisi pernyataan yang tidak lengkap dengan disediakan jawaban kunci untuk dipilih
Suatu tes yang efisien, dapat berupa sejumlah besar pilihan ganda atau tes benar/salah.
Tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif
Jenis tes yang digunakan utuk mengatasi kelemahan-kelemahan tes essay dan dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif,disebut juga dengan tes objektif

B.  Matriks Jenis-jenis Selected Response Assesment

Pembeda
Pilihan Ganda (Multple Choices Item)
Benar-Salah (True False Item)

Menjodohkan atau Mencocokan (Matching Exercies)

Isian Singkat (Short Answer Fill-In Items)

Pengertian
tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan
soal-soalnya berupa pernyataan-pertanyaan


membandingkan atau mencocockan, memasangkan atau menjodohkan
Tes yang berupa satu pernyataan dengan beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu
Ciri-ciri
1.      Instruksi pengerjaannya harus jelas, bila perlu diberi contohnya
2.      Hanya ada satu jawaban yang benar, tidak mengenal tingkatan kebenaran
3.      Kalimat pada tiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin.
4.      Kalimat pokok dalam setiap soal hendaknya tidak bergantung pada butir-butir soal lain
5.      Hindari kalimat panjang dan kompleks dengan kata-kata yang mempunyai arti ganda
6.      Dari segi bahasa, butir soal jangan terlalu sukar dan hanya mengandung suatu ide

1.   Setiap butir soal harus menguji/mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna, tidak menanyakan yang remeh/trivial
2.   Setiap butir soal haruslah menguji pemahaman, tidak hanya pengukuran terhadap daya ingat
3.   Kunci jawaban yang ditentukan haruslah benar
4.   Butir soal yang baik haruslah jelas jawabannya bagi seorang peserta tes yang belajar dan jawaban yang salah kelihatan lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak belajar dengan baik.
5.   Pernyataan dalam butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6.   Rumusannya tidak meragukan sehingga dapat dinyatakan 100% benar atau 100% salah
7.   Diskusikan dengan pakar yang relavan (bahasa dan ilmu yang diteskan) untuk meyakinkan bahwa sisi bahasa dan kebenaran soal dan jawaban meyakinkan

1.      Banyaknya jawaban disebelah kanan lebih dari jawaban disebelah kiri
2.      Lebihnya jawaban hendaknya menunjukan jawaban yang salah
3.      Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja
4.      Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal dan pertanyaan.
soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti
Pembagian
1.      Pilihan ganda biasa
2.      Hubungan antar hal
3.      Analisa kasus
4.      Membaca diagram atau tabel
5.      Asosiasi pilihan ganda
1.       Tes Benar-Salah bentuk pernyataan
2.       Tes Benar-Salah yang menuntut alas an
3.       Tes Benar-Salah dengan membetulkan
4.       Tes Benar-Salah Berganda
1.       Tes penjodohan sempurna
2.       Tes penjodohan tak sempurna
kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat yang tidak lengkap
Persyaratan pemilihan
1.      Peserta yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan berkali-kali
2.      Skor yang diperoleh akan memiliki reliabilitas tinggi
3.      Cakupan materi ajar yang luas
4.      Memiliki waktu mengoreksi lebih sedikit dibanding waktu menyusunnya
5.      Tersedianya komputer dalam pengadministrasiannya
1.      Jumlah butir soal yang kuncinya S (salah) sebaiknya lebih banyak dripada butir soal yang kunci jawabannya B (benar).
2.      Susunlah kalimat soal sedemikian rupa sehingga logika sederhana akan cenderung mengarah ke jawaban yang salah.
3.      Susunlah jawaban yang salah sesuai dengan anggapan umum yang salah tentang suatu kenyataan.
4.      Pernyataan yang menggunakan kata “semua, selalu, tidak pernah“ cenderung untuk memiiki kunci jawaban S (salah), sedangkan kata “kadang-kadang, seringkali“ cenderung untuk memiliki kunci jawaban B (benar).
5.      Pergunakan rujukan untuk beberapa buah soal, misalnya dengan menggunakan teks atau gambar sebagai rujukan untuk senarai butir soal.
6.      Jangan membuat soal dengan pernyataan negatif yang dapat mengakibatkan interpretasi yang membingungkan. Misalnya Lucas Pacioli sebenarnya bukan tokoh dalam ilmu akuntansi. B / S
7.      Gunakan kata-kata pasti atau angka pasti misalnya 100, 1000, 20%, setengahnya, jangan gunakan kata-kata kualitatif yang meragukan misalnya muda, banyak, sedikit, kecil, besar, dan sebagainya.
8.      Hindari kecenderungan penggunaan pernyataan dijawab benar (B) bila panjang dan dijawab salah (S) bila pendek.
1.  Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test tidak lebih dari  sepuluh soal(item).
2.  Jumlah yang harus dipilih, lebih banyak dari jumlah soalnya.
3.  Antara item-item yang tergabung dalam seri matching test merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogen.
4.  Kumpulan soal disebelah kiri, sedangkan jawabannya di sebelah kanan
5.  Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman.
Bentuk soal jawaban singkat sangat tepat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta tes yang sangat sederhana.


Cara Mengolah Skor

1.  Dengan denda (minus):
2.  Tanpa denda (minus)
1.     Dengan denda (minus):
2.  Tanpa denda (minus):
S = R
S = R

C.  Matriks Kelebihan dan KekuranganSelected Response Assesment

Jenis Tes
Kelebihan
Kekurangan
Pilihan Berganda Atau Multiple Choices (M- Ch)
·     Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
·     Terstruktur dan petunjuknya jelas.
·     Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.
·     Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban
·     Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya

·     Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
·     Sulit menemukan pengacau.
·     Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
·     Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.


              
Benar-Salah atau True- False (T- F)
·    Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban.
·    Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.
·    Sejumlah soal relative dapat dijawab dalam tipe test secara berkala.
·    Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
·     Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
·     Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik.
·     Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah.
·     Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka

Menjodohkan Atau Matching

  • Suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama menyesuaikan dengan rangkaian isi soal.
  • Waktu membaca dan merespon relative singkat.
  • Mudah untuk dibuat.
  • Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya
·    Materi soal dibatsi oleh factor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
·    Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen.
·    Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak relevan
Jawaban Singkat Atau Short Answer
·     Mudah dalam perbuatan
·     Kemungkinan menebak jawaban sangat sulit
·     Cocok untuk soal- soal hitungan
·     Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas
·    Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu.
·    Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.
·    Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.

BAB IV

PENUTUP


A.  Kesimpulan

Pengembangan Selected Response Assesment mempunyai tujuan utama, yaitu untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tes essay dalam evaluasi pembelajaran.Jenis-jenis Selected Response Assesment terdiri dari tes pilihan ganda, tes menjodohkan, benar salah dan isian singkat, masing-masing jenis tersebut memiliki pembagian pula.Pada tiap-tiap bentuk tesSelected Response Assesment terdapat kelebihan dan kekurangan yang menyertainya.

B.  Saran

Sebagai seorang guru maupun calon guru yang merupakan pelaksana dalam penilaian dituntut untuk memahami jenis-jenis tes dalam penilaian sehingga dapat menentukan jenis tes yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.


Grounlund, NE. 1985. Measurement and evaluation in Teaching, 5th edition.New York: Macmillan Publishing Company.
Marmiyah. 2011. Menyusun Tes Objektif: Bentuk Pilihan Ganda. (Contructing Objective Test Items: Multiple Choice Form). https://marmiyanahpirdaus.files.wordpress.com/2011/04/menyusun-soal-tes-objektif.pdf
Stiggins, R. J. 2005. Student-involved assessment FOR learning (4th ed.). Columbus, OH: Merrill Prentice Hall
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran.Bandung :PT. Remaja Rosdakarya

Latest
Next Post

0 comments: